Adab Para Penghafal Al-Quran dalam Memuliakan Mushaf

Menghafal Al-Quran adalah suatu ibadah yang mulia dan sangat dianjurkan dalam Islam. Para penghafal Al-Quran tidak hanya bertanggung jawab untuk menjaga hafalan mereka tetapi juga memiliki kewajiban untuk memuliakan mushaf Al-Quran. Hal ini diatur dalam berbagai tata cara dan etika yang harus diikuti agar keberkahan dari Al-Quran selalu menyertai kehidupan mereka.

Adab dalam memuliakan mushaf Al-Quran adalah bagian penting dari etika yang diajarkan oleh para ulama dan termaktub dalam berbagai literatur klasik, salah satunya dalam kitab “Al-Tibyan fi Ulum al-Quran”​​.

1. Membaca dengan Tartil

Membaca Al-Quran dengan tartil, yaitu dengan pelan dan jelas, merupakan salah satu cara memuliakan mushaf. Allah SWT berfirman:

وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا

“Dan bacalah Al-Quran itu dengan perlahan-lahan (tartil)” (QS. Al-Muzzammil: 4).

Dengan tartil, setiap huruf dan makhraj (tempat keluar huruf) akan terucap dengan benar sehingga memberikan pahala yang lebih dan menghindari kesalahan dalam pembacaan. Membaca dengan tartil juga membantu penghafal untuk lebih mudah mengingat dan memperbaiki hafalannya.

2. Menjaga Kebersihan Diri dan Tempat

Para penghafal Al-Quran harus menjaga kebersihan diri dan tempat mereka membaca atau menyimpan mushaf. Wudhu adalah salah satu bentuk kebersihan yang harus selalu dijaga. Hal ini mengacu pada firman Allah:

لَا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ

“Tidak menyentuhnya (Al-Quran) kecuali orang-orang yang disucikan”
(QS. Al-Waqi’ah: 79).

Menjaga kebersihan lingkungan tempat mushaf disimpan juga penting. Hindari menaruh mushaf di tempat yang rendah atau tidak layak, seperti lantai, dan sebaiknya disimpan di tempat yang tinggi dan bersih.

3. Menghormati Mushaf dalam Keadaan Duduk

Ketika membaca Al-Quran, duduklah dengan tenang dan sopan. Menyilangkan kaki atau duduk dengan tidak sopan saat membaca atau menyimpan mushaf adalah bentuk tidak menghormati kitab suci ini. Bahkan, ketika mushaf tidak sedang digunakan, letakkan di tempat yang layak dan hindari menumpuk barang lain di atasnya.

4. Menjaga Mushaf dari Kerusakan

Para penghafal harus memastikan mushaf tetap dalam kondisi baik. Jika mushaf rusak atau sobek, segera perbaiki atau ganti dengan yang baru. Mushaf yang terawat dengan baik menunjukkan rasa hormat dan kecintaan terhadap Al-Quran.

5. Membaca dan Menghafal dengan Niat yang Ikhlas

Niat yang ikhlas semata-mata untuk Allah adalah pondasi utama dalam setiap ibadah, termasuk dalam menghafal dan memuliakan Al-Quran. Nabi Muhammad SAW bersabda:

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ

“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya” (HR. Bukhari).

Dengan niat yang ikhlas, para penghafal Al-Quran akan selalu berusaha untuk memuliakan mushaf sebagai bentuk ibadah kepada Allah.

6. Tidak Menyentuh Mushaf dengan Tangan yang Kotor

Menyentuh mushaf dengan tangan yang bersih adalah bentuk penghormatan. Hindari menyentuhnya setelah makan atau ketika tangan dalam kondisi kotor. Selain itu, dianjurkan untuk selalu berwudhu sebelum menyentuh mushaf sebagai bentuk kesucian.

7. Tidak Membawa Mushaf ke Tempat yang Tidak Layak

Para penghafal harus menghindari membawa mushaf ke tempat yang tidak layak, seperti kamar mandi atau tempat yang kotor. Mushaf harus selalu dibawa ke tempat yang bersih dan dihormati.

8. Membaca dengan Adab yang Benar

Selain tartil, membaca dengan adab yang benar termasuk tidak membaca dengan suara yang terlalu keras hingga mengganggu orang lain, atau terlalu pelan hingga tidak jelas. Menjaga intonasi dan volume suara sesuai dengan situasi dan kondisi sekitar adalah bagian dari adab dalam membaca Al-Quran.

9. Mengkaji dan Memahami Isi Al-Quran

Menghafal tanpa memahami maknanya tidak cukup. Para penghafal dianjurkan untuk selalu mengkaji tafsir dan memahami makna ayat-ayat yang mereka hafal. Dengan pemahaman yang baik, mereka dapat mengamalkan isi Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari dan mengajarkannya kepada orang lain.

10. Mengamalkan Isi Al-Quran

Adab yang paling penting adalah mengamalkan isi Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari. Para penghafal harus menjadi contoh teladan dalam akhlak dan perilaku, menunjukkan bahwa hafalan mereka memberi dampak positif dalam kehidupan.

بَلْ هُوَ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ

“Sebenarnya, Al-Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata dalam dada orang-orang yang diberi ilmu” (QS. Al-Ankabut: 49).

Para penghafal Al-Quran memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga dan memuliakan mushaf Al-Quran. Dengan menjaga adab-adab yang telah disebutkan di atas, para penghafal tidak hanya menjaga hafalan mereka tetapi juga menunjukkan rasa hormat dan kecintaan yang mendalam terhadap Al-Quran. Hal ini akan membawa berkah dan kebaikan tidak hanya bagi diri mereka sendiri tetapi juga bagi masyarakat luas.

Artikel ini diakhiri dengan doa semoga kita semua, khususnya para penghafal Al-Quran, selalu diberi kekuatan dan keistiqamahan dalam memuliakan mushaf Al-Quran dan mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya, Aamiin.

Yadi Iryadi, S.Pd.
Founder Metode Yadain Litahfizhil Qur’an
Pembina II Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional

Informasi & Pendaftaran Karantina Tahfizh Al-Quran

www.hafalquransebulan.com

flayer-karantina-angkatan-ke-86
flayer-karantina-angkatan-ke-86

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *