Tidak mudah menumbuhkan kesadaran untuk mengikuti program hafal Quran sebulan 30 Juz di Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional. Namun jika ada keinginan yang kuat dari orang tua dan mengetahui tipsnya maka lakukan ikhtiar yang maksimal seraya tawakkal pada Allah Subhanahu Wata’ala. Keinginan niat menghafal Al-Quran semoga tumbuh dari dalam diri anak-anak kita dan menjadi motivasi kuat untuk mempelajarinya.
Siapapun di keluarga muslim yang mengetahui dan memahami keutamaan menghafal Al-Quran pastilah ingin agar anak-anaknya dapat menghafal Al-Quran. Biaya pendidikan berapapun pasti akan diupayakan mengingat pahala menghafal Al-Quran begitu besar. Karunia Allah pada penghafal Al-Quran baik di dunia dan akhirat sangat berharga dan patut untuk diperjuangkan.
Mengutip Syeikh Ahmad Baduwailan yang mengatakan dalam sebuah buku berjudul Menjadi Hafizh Al-Quran terbitan AQWAM. Bahwa ada sepuluh tips agar anak kita cinta Al-Quran dan mau mempelajarinya. Motivasi hendaknya tumbuh dengan kesadaran kecintaan terhadap Al-Quran. Apabila faktor-faktor pendukung ini dilakukan oleh orang tua anak dan menggabungkan sebagian atau seluruhnya maka bukanlah hal yang mustahil apabila kita memiliki anak-anak yang menjadi hafizh hafizhah Al-Quran.
Kisah dan Teladan
Ceritakanlah kisah-kisah, teladan-teladan serta peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi dengan seizin Allah. Hal ini bisa dilakukan melalui majelis harian, pekanan, ataupun bulanan. Masing-masing anak membawa Al-Qur’an dan mendengarkan apa yang diceritakan oleh ayah atau ibu mereka dengan gambaran yang disukai, sederhana dan menarik. Kisah-kisah di dalam Al-Quran akan hidup dalam ingatan anak sehingga ketika menghafal ayat-ayat tentang kisah-kisah tersebut maka anak dapat mampu menghayati dan mencintai hafalan Al-Quran.
Kompetisi dan Perlombaan
Jadikanlah Al-Qur’an sebagai tema perlombaan di antara anak-anak ketika kita pergi mengantar ke sekolah, ketika kita duduk menikmati makan siang, atau ketika berada di mobil dalam perjalanan wisata. Sampai anak-anak tersebut terikat dengan Al-Qur’an dan kecintaan mereka kepadanya semakin besar. Berlomba-lomba untuk melancarkan bacaan dan hafalan Al-Quran. Ini akan sangat memotivasi anak. Sebab sifat dasar anak-anak yaitu ingin menang, ingin unggul, ingin agar hafalan Al-Quran tidak dikalahkan oleh teman-temannya. Motivasi dengan kompetisi yang baik akan menjaga anak-anak agar hafalannya senantiasa terjaga. Meskipun tetap secara perlahan diingatkan dan difahamkan bahwa menghafal Al-Quran tujuannya yaitu agar mendapatkan Ridha Allah Subhanahu Wata’ala.
Perantara
Jadilah sebagai perantara bagi Al-Qur’anul Karim pada diri anak-anak kita. Sehingga mereka mencintainya dan terikat dengannya, dan demikian pula halnya dengan diri Anda, wahai ayah yang mulia dan ibu yang penyayang.
Orang tua yang rajin membacakan ayat-ayat Al-Quran maka balita pun akan mampu menirukannya. Entah itu meniru membuka mushaf. Mencoba menunjuk-nunjukkan ayat dengan jarinya, meskipun anak kecil belum mampu membaca Al-Quran, namun perilakunya sudah mulai menirukan apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Ini merupakan awal yang baik.
Terlebih jika anak sudah mampu membaca Al-Quran dan di waktu antara maghrib dan Isya membaca Al-Quran kemudian ba’da shubuh membaca Al-Quran. Inilah momentum kekeluargaan terindah manakala rumah tangga dihiasi dengan bacaan Al-Quran.
Surga dan neraka
Jadikanlah anak-anak kita cinta surga, dan kaitkanlah cara memasukinya dengan Al-Qur’an serta ayat-ayatnya yang mulia. Jelaskan kepada mereka jalannya dan sertakan mereka dalam jalan tersebut. Kita bacakan, kita sampaikan dan kita biarkan mereka (menapakinya).
Obat dan kesembuhan
Allah telah meletakkan rahasia kesembuhan pada ayat-ayat Al-Qur’an. Carilah ia dan gunakan bersama anak-anak kita. Sehingga mereka akan terikat dengannya dengan penuh kecintaan, serta pengakuan atas karunia Al-Qur’an kepada mereka tatkala mereka menggunakannya untuk mendapatkan kesembuhan dan terbebas dari rasa sakit, insya Allah. Dengan syarat ada keyakinan dari kedua belah pihak (kita dan anak).
Bacaan Al-Quran melibatkan penarikan nafas dan menghembuskan nafas. Kemudian menggetarkan gunnah di hidung, memanjangkan bacaan-bacaan mad sesuai porsinya, mengikuti kaidah-kaidah tajwid. Hal ini baik untuk kesehatan fisik, mental, dan spiritual pembacanya.
Akhlak Rasulullah
Akhlak Rasulullah kata ibunda ‘Aisyah yaitu akhlaknya Al-Quran. Kita bisa menjelaskan kepada anak-anak bagaimana Al-Qur’an memperhatikan masalah akhlak dan menjelaskan kepada kita jalan untuk berlomba-lomba dalam akhlak yang baik menuju Allah.
Kita dapat menetapkan terlebih dahulu satu jenis akhlak tertentu, lalu kita buat kesepakatan untuk mempraktikkan akhlak tersebut selama satu minggu dalam bentuk perlombaan di antara kita. Kemudian kita tambahkan akhlak yang lain pada minggu berikutnya, sampai kita bisa mempraktikkan keseluruhannya insya Allah. Dengan begitu kita akan menjadi manusia yang paling baik dan paling dekat dengan Allah.
Memudahkan berbahasa dan berdakwah
Hendaknya memahamkan kepada anak-anak kita bahwa kita bisa mencapai sejumlah hal positif, terutama di depan khalayak umum, tampil di hadapan orang lain, serta keberanian menyampaikan sebagaimana yang dilakukan oleh Abdullah bin Mas’ud di hadapan orang-orang kafir Quraisy ketika membacakan (surat Ar-Rahmân) dengan suara keras-, baik melalui bacaan ataupun hafalan Al-Qur’an. (ibarat melakukan) percakapan dan diskusi.
Hendaknya anak-anak kita mempelajari adab (etika) berbicara
Sebab,jika Allah dengan keagungan dan kemuliaan-Nya saja mau berbicara kepada kita dan membukakan pintu bagi kita untuk bermunajat kepada-Nya, maka merupakan bentuk adab jika kita mendengarkannya dengan baik, bersyukur serta taat kepada-Nya.
Membawa pada ketenangan dan kedamaian
Hendaknya kita ajarkan kepada anak-anak kita bahwa Al-Qur’an adalah sarana yang efektif dalam menenangkan seorang hamba dan memberinya rasa aman saat mengalami bahaya, kesempitan atau ketakutan macam apapun.
Begitu pula ketenangan yang diturunkan dari sisi Allah, sebagaimana yang telah Allah turunkan kepada orang-orang yang ikut dalam perang Badar dan selain mereka. Maka bertambahlah ketenangan dan kemenangan terjadi atas izin Allah. Sebagaimana kita jangan sampai lupa berdoa dengan ayat-ayat Allah menurut kandungan dan maksudnya, sehingga doa menjadi terkabul insya Allah.
Menghafal dan memperdengarkan
Di sini kita telah sampai di akhir dan permulaan jalan. Kecintaan terhadap Al-Qur’an telah tertanam di dalam anak kita dan menjadi bagian dari hidup mereka, sehingga mereka pun semakin dekat dan terikat dengan Al-Quran. Mempelajarinya dengan penuh kesadaran atas pengkondisian yang dilakukan oleh orang tuanya.
Di sini tidak cukup dengan membacanya saja, akan tetapi harus memotivasi diri untuk menghafalnya dengan memperhatikan hal-hal berikut:
- Tingkatan hafalan:
Ayat per ayat, kemudian surat per surat, kemudian juz per juz, kemudian bersambung, kemudian menghafal secara keseluruhan dengan izin Allah. - Metode menghafal:
individu, berdua, atau berkelompok disarankan untuk selalu menggunakan satu jenis mushaf. - Metode kontrol dan memperdengarkan (tasmi):
individu, dengan partner, penanggung jawab (wali), atau guru pembimbing. Dan disarankan menggunakan beragam perangsang yang dapat mendorong kesinambungan hafalan. - Metode pemberian rangsangan dan motivasi:
pengingatan secara berulang, pemberian penghargaan yang berbentuk materi disertai peningkatan penghargaan tersebut ketika bertambah juz yang dihafal, mengikutsertakan dalam perlombaan-perlombaan hafalan Al-Qur’an, atau memberikan nama kuniyah (gelar) seperti Al-Hafizh (fulan bin fulan).
Pembahasan penulis tutup dengan doa kepada Allah agar Dia menjadikan tulisan ini sebagai amalan yang ikhlas demi mengharap wajah-Nya, menjadikannya sebagai tulisan yang benar, serta menjadikannya sebagai alat yang dapat membantu anak-anak kita untuk menghafal kitab-Nya. Semoga menjadi amal jariyah untuk Syeikh Ahmad Baduwailan dan orang yang membagikannya atau pun menjelaskan ulang pada murid-murid maupun anak-anak atau media website ini. Aamiin.
Sumber: Baduwailan, Ahmad bin Salim. 2016. Menjadi Hafizh Tips dan Motivasi Menghafal Al-Qur’an. terj Faqih & Nunung. Solo: Aqwam.
Yadi Iryadi, S.Pd.
Pembina II Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional
Founder Metode Yadain Litahfizhil Quran

Informasi dan Pendaftaran