Agar Hafalan Al-Quran Cepat Lancar dan Kuat Tahan Lama

Menghafal Al-Quran hukumnya fardhu kifayah, adapun muraja’ah merupakan faru ‘ain bagi para penghafal Al-Quran. Agar hafalan Al-Quran cepat lancer dan kuat tahan lama maka kewajiban muraja’ah harus dilakukan.

Berikut ini tabel murajaah berdasarkan hafalan yang sudah dihafalkan:

Jumlah HafalanKewajiban Murajaah
5 Juz1 Juz
10 Juz2 Juz
15 Juz3 Juz
25 Juz4 Juz
30 Juz5 Juz
Target Murajaah berdasarkan Jumlah Hafalan yang Ada

Kewajiban murajaah ini pasti dirasakan berat terutama oleh orang yang tidak mau melakukannya. Adapun bagi mereka yang terbiasa melakukannya justru terasa ringan. Aamiin.

Mengulang Hafalan yang Belum Kuat

Para Penghafal Al-Quran pemula biasanya merasa bangga karena sudah mencapai tambahan hafalan lebih banyak dibandingkan dengan teman lainnya. Perasaan ini membuat semangat untuk terus menerus menambah hafalan tanpa memperhatikan murajaah hafalan yang sudah disimpan dalam ingatan.

Sistem Karantina Hafal Quran Sebulan 30 juz target utamanya yaitu menambah hafalan Al-Quran sehingga bisa cepat khatam 30 juz dengan cara setoran hafalan Al-Quran 1 halaman setiap kali disimak. Apabila sudah khatam 30 juz bukan berarti proses tahfizh selesai melainkan harus segera menguatkan kembali hafalan yang sudah disetorkan tersebut.

Caranya yaitu dengan memurajaah rutin setelah hafalan tersebut dihafalkan. Cara murajaah ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya sebagai berikut:

a.      Murajaah dengan cara membaca Al-Quran dan mengingat bentuk tulisannya sehingga pada saat ayat sudah lancar maka yang teringat adalah tulisannya di dalam pikiran. Ini dalam metode Yadain disebut dengan istilah Al-Quran Virtual.

b.      Murajaah dengan cara menuliskan kembali ayat-ayat yang sudah dihafalkan kemudian mengoreksi tulisan tersebut agar dapat diperbaiki lagi hingga lancar.

c.      Muraja’ah dengan memahami makna-makna terjemahan, caranya yaitu dengan melihat terjemah perkata dan memahami terjemah tafsiriyahnya dari Al-Quran versi Kementerian Agama Republik Indonesia.

d.      Membaca buku-buku tafsir dan mengkorelasi antara hafalan dengan pemahaman terhadap buku-buku tafsir terjemahan tersebut.

e.      Belajar Al-Quran, terjemah, tafsir pada orang yang lebih ahli.

Tidak Perlu Khawatir dengan Hasilnya

Upaya manusia perlu dioptimalkan, adapun hasilnya tidak perlu dikhawatirkan. Usaha yang optimal tidak akan mengkhianati hasil. Apabila tidak berhasil sekalipun asalkan upayanya sudah dilakukan maka pasti akan ada beberapa persen keberhasilan yang dicapai.

Hafalan Al-Quran yang sudah dihafalkan apabila dibaca secara rutin maka hafalan tersebut akan semakin kuat dalam ingatan. Namun apabila tidak dilakukan upayanya maka pasti kekhawatiran tersebut menjadi kenyataan.

Murajaah Tanpa Melihat Mushaf

Agar dapat muraja’ah tanpa melihat mushaf maka harus diawali dengan penguatan hafalan terhadap suara bacaan, bentuk tulisan, pemahaman terhadap ayat yang dibaca dan urutan ayat dalam hafalan tanpa melihat mushaf.

Tolak ukur keberhasilan program tahfizh Al-Quran yaitu pada saat mampu membaca Al-Quran tanpa melihat mushaf. Meskipun setiap orang memiliki suatu hafalan Al-Quran dengan ayat yang sama, namun penyimpanannya di dalam memori pikiran itu berbeda-beda. Ada yang mengingat dalam bentuk suara tanpa tulisan, suara tanpa terjemah, suara tanpa terjemah dan tulisan, suara dan urutan meskipun tanpa mengingat tulisan dan terjemah.

Hafalan Al-Quran yang cenderung permanen dan memberikan kepuasan bagi penghafalnya yaitu manakala hafalan Al-Quran disertai bentuk ingatan pada suara, bentuk tulisan, tadabbur terjemah, dan urutan ayat yang dihafalkan berdasarkan suara, tulisan dan terjemah.

Tidak Ada Penundaan Terhadap Murajaah

Penundaan terhadap murajaah membuat proses murajaah menjadi tidak konsisten. Apabila murajaah sudah dilakukan terus menerus maka akan menjadi kebiasaan yang rutin tanpa beban pikiran. Murajaah rutin dapat dilakukan jika kegiatan-kegiatan lainnya dilakukan secara rutin juga. Misalnya ada kepastian kapan jadwal tidur, jadwal bekerja, jadwal ibadah, jadwal memasak, jadwal bersantai bersama keluarga, jadwal interaksi via gadget, jadwal belajar Al-Quran dan sebagainya.

Pelanggaran terhadap jadwal rutinitas kehidupan pasti akan berpengaruh terhadap aktivitas lainnya. Oleh karena itu, skala prioritas menghafal Al-Quran dan muraja’aah hafalan Al-Quran perlu diutamakan agar hafalan Al-Quran menjadi semakin berkualitas.

Mengasingkan Diri Beberapa Saat Pada Waktu-waktu Khusus

Mengasingkan diri untuk murajaah dapat dilakukan di berbagai tempat, ruang, dan waktu. Misalnya muraja’ah di masjid pada saat sebelum dan setelah shalat wajib; muraja’ah di kamar pada saat menjelang tidur malam; muraja’ah di ruang tengah pada saat interaksi belajar mengajar Al-Quran bersama keluarga; muraja’ah pada saat tahajud di waktu sepertiga akhir malam, dan sebagainya.

Konsep Karantina Hafal Quran Sebulan menggunakan prinsip mengasingkan diri agar lebih intensif dan konsekuen dalam belajar mengajar Al-Quran. Apabila ini dapat dilanjutkan di rumah maka Insyaa Allah akan menunjukkan hasil yang serupa. Agar pola karantina tahfizh dapat dibawa ke rumah sambil aktivitas sehari-hari maka selama proses belajar di karantina tahfizh harus dilakukan dengan pengasingan diri dari pikiran-pikiran lain selain tahfizh AL=Quran.

Disiplin dan Sanksi Apabila Tidak Muraja’ah

Murajaah hafalan Al-Quran diperlukan sikap disiplin dan terus menerus. Oleh karena itu, apabila kewajiban murajaah dilanggar maka perlu diganti pada keesokan harinya sehingga dobel dan tetap dilakukan sesuai dengan target yang telah ditentukan.

Meningkatkan Intensitas Murajaah

Setiap halaman ayat-ayat Al-Quran memiliki karakter yang berbeda. Ada ayat yang mudah, cepat dihafalkan dan ada ayat yang memerlukan waktu tambahan untuk melancarkannya. Oleh karena itu intensitas murajaah perlu ditambahkan agar target durasi dan target pencapaian hafalan bisa sama-sama terlaksana. Menambah jam belajar untuk ayat pada halaman tertentu merupakan keputusan yang bijaksana dan menjalankan menyesuaikan diri dengan aktivitas lainnya.

Berdzikir dengan Hafalan Al-Quran

Hafalan Al-Quran dapat dijadikan sebagai sarana berdzikir kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Apabila sedang duduk, berdiri, berjalan, berkendara, sendirian maka bisa digunakan sebagai waktu yang berkah dengan bacaan Al-Quran.

Rutinitas Bacaan Hafalan

Selain muraja’ah hafalan Al-Quran tanpa melihat mushaf juga hendaknya rajin membaca Al-Quran untuk hafalan yang sudah dihafalkan dan ayat yang belum dihafalkan. Hal ini cukup membantu pengenalan huruf-huruf Al-Quran agar ketika Al-Quran dihafalkan maka susunan ayat, bentuk penulisan, sudah mampu menguatkan dan memudahkan hafalan Al-Quran.

Murajaah dengan Al-Quran Virtual

Setiap manusia yang bisa melihat pasti memiliki kemampuan visual. Ingatan atas penglihatan ini bisa diumpamakan seperti melihat objek pensil kemudian memejamkan mata dan membayangkan bentuk pensil tersebut di dalam pikiran. Apabila praktik dalam hafalan Al-Quran misalnya membaca bismillahirrahmanirrahim sambil mengingat bentuk tulisan arabnya di dalam pikiran. Hafalan Al-Quran yang berdasarkan tulisan ini pada Metode Yadain dinamakan dengan Al-Quran Virtual.

 Menyetorkan Hafalan Al-Quran Kepada Orang yang Lebih Mahir

Hafalan Al-Quran untuk hafalan baru perlu disimak oleh orang yang lebih ahli. Adapun muraja’ah untuk melancarkan hafalan Al-Quran merupakan tanggungjawab masing-masing pribadi. Namun demikian agar hafalan murajaah ini terjaga kualitasnya maka perlu disimak pula oleh orang yang lebih ahli bisa oleh teman maupun guru tahfizh Al-Quran.

Semoga sepulang dari Karantina Hafal Qur’an Sebulan kita semakin bersemangat murajaah hafalan Al-Qur’an.

Lancar tidak lancar bukan urusan manusia. Urusan kita adalah rajin membaca dan mempelajarinya. Semoga Allah memberikan kemudahan. Allahummarhamna bil Qur’an. Aamiin.

Yadi Iryadi, S.Pd.
Pembina II Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional
Founder Metode Yadain Litahfizhil Quran

Informasi dan pendaftaran
www.hafalquransebulan.com

WhatsApp 081312700100 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *