Motivasi Mendalam Menghafal Al-Qur’an di Karantina Tahfizh Angkatan 37
Dalam era di mana buku dan teori silih berganti popularitasnya, Al-Qur’an tetap kukuh berdiri sebagai sumber ilmu yang tak pernah usang. DR. Ahsin Sakho Muhammad, M.A Al-Hafizh, dalam tausiyah pembukaan Karantina Tahfizh angkatan ke-37, menekankan, “Buku karya manusia mungkin booming selama 2 atau 3 tahun dan dibedah di mana-mana, kemudian perlahan akan terlupakan. Namun, tidak pada Al-Qur’an. Bahkan ketika dibedah hari ini hingga akhir zaman. Apa yang membedakan? Kedalaman ilmu serta hikmah yang ada padanya.”
Tujuan Mulia Menghafal Al-Qur’an
Menghafal Al-Qur’an bukan hanya tentang memelihara ayat-ayat suci dalam memori kita, tapi lebih jauh untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan memahami dan mengamalkan hikmah yang terkandung di dalamnya. Ini adalah perjalanan yang mengubah kehidupan, membawa kita lebih dekat pada pemahaman ilmu spiritual yang mendalam.
Antusiasme Peserta Karantina Tahfizh
Program Karantina Tahfizh angkatan 37 yang diselenggarakan di Pusat Karantina Tahfizh Al-Qur’an, Kuningan Jawa Barat, telah menarik sekitar 700 peserta. Sebanyak 450 peserta telah memulai perjalanan mereka sejak 9 Desember, sementara 250 peserta dari program liburan akan menyusul pada 23 Desember. Tahun ini, acara ini semakin internasional dengan kehadiran 270 peserta dari Malaysia, yang berasal dari SMK Agama Kuala Lumpur, SMASTA, dan beberapa lembaga lainnya.
Lokasi dan Kegiatan
Kegiatan Karantina berlangsung di tiga lokasi yang berbeda: Pusat Karantina Tahfizh Cibulan untuk ikhwan yang mengikuti program sebulan, Hotel Linggarjati untuk akhwat, dan Hotel Ayong yang khusus untuk peserta Malaysia yang mengikuti program dua pekan. Acara pembukaan dilaksanakan di aula Hotel Ayong Linggarjati, dimulai dengan sambutan dari Mudir Ust. Ma’mun Al-Qurthuby, S.Pd.I Al-Hafizh, dilanjutkan dengan penyematan simbolis dan tausiyah inspiratif dari DR. KH. Ahsin Sakho Muhammad, M.A Al-Hafizh.
Kisah Inspiratif Peserta
Di antara peserta, terdapat sosok inspiratif seperti Drs. Rusdin Mokodompit, BBA, M.M., peserta paling senior berusia 68 tahun dari Surabaya, yang bertekad menghafalkan 30 juz Al-Qur’an. Sejak mengikuti Karantina Tahfizh di hari ke-35, beliau telah menjadi simbol dedikasi yang luar biasa. Adapun peserta termuda, Maryam Qonitah Mujahidah Hutagalung berusia 7 tahun dari Bekasi, juga menunjukkan semangat yang mengesankan.
Harapan dan Doa
Semoga Allah SWT memberkahi semua peserta dengan kesuksesan dalam menghafal Al-Qur’an dan memahami makna yang terkandung di dalamnya. Kami berdoa agar setiap peserta, tidak peduli dari mana mereka berasal atau apa latar belakang mereka, diberikan kelancaran dan keberkahan dalam perjalanan mereka menggali ilmu suci ini.
Untuk informasi lebih lanjut tentang program kami, kunjungi www.hafalquransebulan.com