Di Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional, pentingnya adab dalam berinteraksi dengan Al-Quran selalu ditekankan kepada para santri. Salah satu adab yang diajarkan adalah bagaimana cara meletakkan mushaf Al-Quran dibandingkan dengan buku-buku lain.
Kitab At-Tibyan Fi Adab Hamalat Al-Quran karya Imam Nawawi memberikan panduan penting mengenai hal ini.
Pentingnya Menghormati Mushaf Al-Quran
Menghormati mushaf Al-Quran adalah salah satu bentuk penghormatan kita terhadap kalam Allah. Al-Quran bukanlah buku biasa, melainkan firman Allah yang diturunkan sebagai petunjuk hidup bagi umat manusia. Oleh karena itu, memperlakukan mushaf Al-Quran dengan penuh hormat merupakan kewajiban bagi setiap Muslim.
Allah berfirman:
ذَٰلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى الْقُلُوبِ
“Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (QS. Al-Hajj: 32)
Panduan Meletakkan Mushaf Al-Quran
1. Menempatkan di Tempat yang Tinggi
Mushaf Al-Quran sebaiknya diletakkan di tempat yang lebih tinggi daripada buku-buku lainnya. Ini menunjukkan penghormatan kita terhadap Al-Quran. Jika memungkinkan, gunakan rak khusus yang ditempatkan di tempat yang terhormat dan bersih.
2. Menghindari Menumpuk Buku di Atas Mushaf Al-Quran
Jangan menumpuk buku atau benda lain di atas mushaf Al-Quran. Al-Quran harus diletakkan di bagian atas tumpukan jika harus disimpan bersama buku lainnya. Menempatkan benda lain di atas Al-Quran dianggap kurang sopan dan tidak menghormati kesuciannya.
3. Menjaga Kebersihan Tempat Penyimpanan
Pastikan tempat penyimpanan mushaf Al-Quran selalu bersih dan bebas dari kotoran. Kebersihan adalah bagian dari iman, dan menjaga kebersihan tempat penyimpanan Al-Quran menunjukkan rasa hormat kita terhadap kitab suci ini.
4. Menghadap Kiblat
Jika memungkinkan, letakkan mushaf Al-Quran menghadap kiblat. Meskipun ini bukan kewajiban, tetapi merupakan salah satu bentuk penghormatan tambahan.
5. Menjauhkan dari Tempat yang Tidak Layak
Hindari meletakkan mushaf Al-Quran di tempat yang tidak layak, seperti kamar mandi atau tempat yang kotor. Tempatkan Al-Quran di ruangan yang tenang dan bersih, yang digunakan untuk beribadah atau belajar.
Adab Membaca dan Menyimpan Al-Quran
1. Bersuci Sebelum Menyentuh Mushaf
Sebelum menyentuh mushaf Al-Quran, pastikan kita dalam keadaan suci, yaitu berwudhu. Rasulullah SAW bersabda:
لَا يَمَسُّ الْقُرْآنَ إِلَّا طَاهِرٌ
“Tidak boleh menyentuh Al-Quran kecuali dalam keadaan suci.” (HR. Malik)
2. Membaca dengan Tartil
Membaca Al-Quran dengan tartil, yaitu perlahan-lahan dan jelas, sangat dianjurkan. Allah berfirman:
وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا
“Dan bacalah Al-Quran itu dengan perlahan-lahan.” (QS. Al-Muzzammil: 4)
3. Menghayati dan Memahami Makna
Membaca Al-Quran tidak hanya sekedar melafalkan, tetapi juga menghayati dan memahami maknanya. Allah berfirman:
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
“Ini adalah sebuah Kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Sad: 29)
Penutup
Menghormati mushaf Al-Quran adalah bagian dari adab dalam berinteraksi dengan kitab suci ini. Di Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional, penekanan pada adab ini membantu para santri untuk selalu memperlakukan Al-Quran dengan penuh rasa hormat dan kesucian. Dengan mengikuti panduan dari Kitab At-Tibyan Fi Adab Hamalat Al-Quran karya Imam Nawawi, semoga kita semua dapat menjaga dan menghormati Al-Quran dengan sebaik-baiknya.
—
Yadi Iryadi, S.Pd.
Founder Metode Yadain Litahfizhil Qur’an
Pembina II Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional
Informasi dan Pendaftaran
—
