Dari Hati Sampai ke Hati. Mengapa suatu nasihat membuat hati seseorang menjadi lebih keras bahkan seolah lebih keras dari batu?..
Banyak orang mengatakan, “mungkin itu karena belum dapat hidayah dari Allah Subhanahu Wata’ala.”
Iya itu benar. Tetapi pasti ada pola sunatullah yang terjadi di dalam prosesnya.
Jika diamati secara seksama ternyata polanya sama, yaitu belum terjalin “rapport” antara orang yang menasihati dengan orang yang dinasihati. Akibatnya terjadi penolakan.
Nasihat atau pun pesan dakwah tidak akan pernah bisa sampai ke hati seseorang apabila dilakukan tanpa adanya building rapport dan building trust. Karena itu, praktik menasihati dengan ujaran kebencian, nyinyir, nyindir, itu semua tidak akan pernah menembus ke dalam pikiran dan perasaan “hati” seseorang.
Building rapport yaitu menjalin keakraban sehingga terjalin building trust, rasa saling percaya. Ini penting untuk dipelajari.
Kalau memodel Sirah Nabawiyah mereka yang masuk Islam rata-rata terjadi karena Rasulullah menjalin keakraban terlebih dahulu dan Rasulullah dapat dipercaya sehingga apapun yang diucapkannya dipercaya pendengarnya.
Rasulullah merupakan manusia yang paling mulia akhlaknya. Allah Ta’ala berfirman.
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Sungguh, kamu mempunyai akhlak yang agung” (Al-Qalam : 4)
Allah Subhanahu Wata’ala menjelaskan bahwa beliau adalah orang yang ramah dan lemah lembut. Firman Allah:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ
“Dengan sebab rahmat Allah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentu mereka menjauh dari sekelilingmu” (Ali Imran : 159)
Rasulullah adalah orang yang penyayang dan memiliki rasa belas kasih terhadap orang-orang yang beriman. Allah Ta’ala berfirman.
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, yang berat memikirkan penderitaanmu, sangat menginginkan kamu (beriman dan selamat), amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu’min” (At-Taubah : 128)
Building rapport, building trust teknik ini yang digunakan oleh misionaris untuk memurtadkan dan teknik ini pula yang digunakan oleh para da’i dalam mengembalikan pada Islam, meskipun kebanyakan para da’i tidak menyadari telah mempraktikkan teknik ini.
Building rapport, building trust inilah teknik ikhtiar yang menyebabkan para jomblo mengakhiri dengan penerimaan dari calon pasangan dan calon mertua.
Seorang guru dan murid harus terjadi building rapport dan building trust sehingga bisa mempengaruhi murid untuk bisa sesuai dengan karakter yang diajarkan.
Teknik ini insya Allah kita pelajari dan praktikkan bersama, dalam training of trainer calon Muhaffizh Muhaffizhah Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional sebelum penyelenggaraan karantina menghafal Al-Qur’an sebulan.
Yadi Iryadi, S.Pd.
Pembina II Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional
Founder Metode Yadain Litahfizhil Qur’an