Efek Jika Tidak Menikmati Bacaan Al-Quran

Tulisan berikut membahas mengenai efek jika tidak menikmati bacaan Al-Quran. Jika dari kemarin selalu berbagi pengalaman mengenai kenikmatan menghafal Al-Quran, maka saat ini penulis akan berbagi pengalaman menangani berbagai macam keluhan hambatan dalam menghafal Al-Quran.
Hambatan dalam menghafal Al-Quran, alhamdulillah atas pertolongan Allah Subhanahu Wata’ala dapat diatasi dengan berbagai macam ikhtiar dalam coaching satu per satu.
Berikut ini contoh efek tidak menikmati bacaan Al-Quran:
  1. Hati merasa tertekan dengan target 30 Juz sebulan sehingga tidak mau menghafal Al-Qur’an karena baru memikirkan saja sudah berat rasanya.
  2. Hati merasa tertekan dengan durasi belajar 10-12 jam setiap hari setiap malam selama sebulan dan merasa sakit dengan segala kekhawatiran yang ada padanya.
  3. Kepala merasa pusing dan tidak sempat menghafal Al-Qur’an melainkan hanya memikirkan hafalan yang tidak dihafalkannya.
  4. Karena tidak menikmati prosesnya maka terkadang ada peserta yang merasa gagal apabila sebulan hanya mencapai 15 juz saja. Padahal itu pun patut disyukuri.
  5. Hati merasa tertekan dengan motivasi dari para muhaffizh dan muhaffizhah yang terus menuntut agar bisa setoran hafalan Al-Qur’an sehingga tidak bisa konsentrasi.
  6. Hati dan pikiran merasa tidak sanggup membaca ayat Al-Qur’an karena banyaknya persepsi negatif yang ada dalam pikiran dan perasaannya
  7. Kepala merasa pusing berkepanjangan karena tidak berusaha menghafal Al-Qur’an tetapi hanya memikirkan hafalan yang tidak dihafalkannya.
  8. Merasa bosan menghafal Al-Quran sehingga mengobrol mengenai sulitnya hafalan Al-Qur’an padahal ia sedang menghabiskan waktu yang sia-sia.
  9. Hati merasa tidak betah berada di asrama tinggal bersama teman-teman lain yang hafalannya terus bertambah sementara dirinya enggan membaca Al-Qur’an.
  10. Merasa tidak mampu karena sibuk membandingkan diri dengan kemampuan teman lainnya sehingga menjadi semakin minder, merasa tidak mampu, tanpa kemauan berdoa melibatkan Allah Subhanahu Wata’ala yang telah menjanjikan kemudahan menghafal Al-Qur’an.
  11. Pikiran tidak fokus karena tidak membaca Al-Qur’an dan lebih sibuk memikirkan pekerjaan di rumah, bisnis maupun sekolah sehingga waktu lebih banyak terbuang untuk bengong.
  12. Bacaan tahsin belum bagus tetapi ngotot ingin setoran hafalan Al-Qur’an tanpa mau memperbaiki bacaan Al-Qur’an padahal prioritasnya masih level perbaikan bacaan Al-Quran.
  13. Berpikir negatif yaitu meyakini bahwa menghafal Al-Qur’an itu sulit, susah, membosankan dan tidak meyakini manfaat pahala dari setiap hurufnya 10 kebaikan sehingga apa yang diyakininya menjadi kebenaran sulit susah dan membosankan.
  14. Meyakini bahwa menghafal Al-Quran susah sehingga menjadi benar-benar susah sesuai dengan prasangkanya.
  15. Mengeluhkan berbagai macam fasilitas karantina tahfizh yang sebenarnya sudah cukup nyaman bagi peserta lain tetapi karena standar kehidupan yang di rumahnya berbeda sehingga dijadikan alasan enggan menghafal Al-Qur’an.
  16. Merasa sebaliknya yaitu fasilitas karantina tahfizh terlalu nyaman sehingga nyaman untuk tidur dan bersantai-santai.
  17. Tenggorokan sakit, suara serak, mata merah karena kelelahan membaca Al-Qur’an sementara teman-teman lain yang menggunakan metodenya tidak merasakan hal tersebut.
  18. Merasa sakit, pegal, encok, rematik, keram karena terlalu banyak duduk kurang bergerak. Sementara peserta lain yang sakit jantung koroner, diabetes di atas 400 mg/dl merasa sehat-sehat saja atas izin Allah melalui bacaan Al-Qur’an.
  19. Membawa problem pribadi seperti stres, frustrasi, depresi, cemas, galau yang dibawa dari rumah sehingga ketika di karantina tahfizh tidak bisa optimal menghafal Al-Qur’an.
Masalah di atas merupakan efek jika tidak menikmati bacaan Al-Quran. Masalah tersebut biasa ditangani di ruang konsultasi. Teknik penyelesaian masalah menggunakan training, coaching, konsultasi, bahkan terapi pikiran.
Oleh karena itu, penting bagi peserta yang kesulitan menghafal Al-Quran harus melakukan konsultasi apabila terdapat kesulitan dalam hafalan Al-Quran.
Hanya kepada Allah kami memohon pertolongan semoga ditunjukan jalan bagi orang-orang yang telah menerima nikmat Al-Qur’an dari-Nya, Amiin Ya Rabbal ‘Alamin.
 
Yadi Iryadi, S.Pd.
Founder Metode Yadain Litahfizhil Qur’an
Informasi dan Pendaftaran:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *