Keutamaan Mahir dan Kesulitan Menghafal Al-Qur’an: Inspirasi dari Hadits

Sahabat Al-Quran, pembaca website www.hafalquransebulan.com Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional, semoga Allah selalu memberkahi kita dengan ilmu yang bermanfaat dan hidayah yang membawa kita lebih dekat kepada-Nya.

Pada kesempatan kali ini, mari kita renungkan hadits yang sangat istimewa dari Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah Radiallahu anha (semoga Allah meridhainya):

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم : «الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهُوَ مَاهِرٌ بِهِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ، وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ».

 [متفق عليه، أوله من البخاري إلا أنه فيه: “حافظ” بدل “ماهر”، وآخره لفظ مسلم]

Dari Aisyah, semoga Allah meridhoinya, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang membaca Al-Quran dan mahir di dalamnya akan bersama para malaikat mulia dan baik. Dan orang yang membaca Al-Quran dan terbata-bata di dalamnya serta merasa kesulitan, maka baginya dua pahala.”

Makna Kata-Kata dalam Hadits:

  • ماهر به (Mahir Bihi): Merujuk pada seseorang yang mahir dalam membaca Al-Qur’an, termasuk dalam hal pembacaan secara benar dan sesuai dengan kaidah tajwid.
  • السفرة (As-Safara): Merujuk kepada malaikat yang diutus kepada para rasul, sesuai dengan kata “السفر” yang bermakna utusan atau pengirim surat.
  • الكرام (Al-Kiram): Bentuk jamak dari “الكريم” yang berarti mulia. Malaikat ini mendapatkan kemuliaan dari Allah karena ketaatan dan kebersihan mereka dari dosa.
  • البررة (Al-Barara): Bentuk jamak dari “بار” yang berarti taat, merujuk kepada mereka yang benar-benar taat kepada Allah.
  • يتتعتع (Yatata’ta): Merujuk pada seseorang yang membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata atau kesulitan dalam pelafalan.

Poin Utama dari Hadits:

1. Mahir Membaca Al-Qur’an:

  • Kedudukan Mulia

Bagi yang telah mencapai kemahiran dalam membaca Al-Qur’an, Rasulullah SAW memberikan kedudukan yang sangat mulia, yaitu bersama para malaikat yang mulia dan baik. Ini adalah motivasi besar bagi kita untuk terus memperbaiki bacaan agar semakin fasih dan benar sesuai kaidah tajwid.

  • Penjelasan Hadits

Hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah RA menunjukkan bahwa mereka yang mahir dalam membaca Al-Qur’an akan berada bersama “السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ” (malaikat yang mulia dan baik).

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Surat Abasa ayat 13–16: “في صحف مكرمة، مرفوعة مطهرة، بأيدي سفرة، كرام بررة” yang artinya: “Di tangan para penulis (malaikat) yang mulia lagi berbakti”.

Mereka yang mahir dalam membaca Al-Qur’an dianalogikan dengan malaikat yang Allah mudahkan dalam mengelola Kitab-Nya. Ini menunjukkan bahwa mereka diberikan kemuliaan dan derajat yang tinggi di sisi Allah SWT karena ketekunan dan keterampilan mereka dalam membaca Al-Qur’an dengan baik.

2. Kesulitan dalam Membaca Al-Qur’an:

  • Pahala Ganda

Yang lebih menggugah hati adalah janji pahala ganda bagi mereka yang belum mahir dalam membaca Al-Qur’an, tetapi terus berusaha meskipun terbata-bata dan mengalami kesulitan. Dua pahala tersebut adalah untuk usahanya dan untuk bacaan yang tetap dilakukan meski sulit.

  • Penjelasan Hadits

Bagi mereka yang membaca Al-Qur’an dengan penuh kesulitan, ketidaksempurnaan dalam bacaan mereka justru membawa dua pahala: satu pahala untuk usaha bacaan itu sendiri, dan satu pahala lainnya untuk kesulitan yang dihadapi dalam proses tersebut. Hal ini menegaskan betapa besarnya kasih sayang dan keadilan Allah SWT.

Mereka yang tekun dan bersabar dalam menghadapi kesulitan akan mendapatkan ganjaran lebih dari Allah. Hal ini juga mengajarkan kita bahwa tidak ada usaha yang sia-sia dalam mendekatkan diri kepada Allah melalui Al-Qur’an, meskipun terlihat sulit dan menantang.

Manfaat Hadits:

  1. Keutamaan Bagi Yang Mahir dalam Membaca Al-Qur’an

Orang yang mahir dalam membaca Al-Qur’an akan berada bersama para malaikat yang mulia dan baik. Ini menunjukkan betapa tingginya derajat yang diberikan Allah SWT kepada mereka yang tidak hanya membaca tetapi juga memahami dan mengamalkan Al-Qur’an.

  1. Dua Pahala Bagi Yang Masih Terbata-bata

Bagi mereka yang membaca Al-Qur’an dengan kesulitan dan terbata-bata, Allah SWT memberikan dua pahala, satu untuk usahanya membaca dan satu lagi untuk kesulitan yang dialami.

  1. Perlunya Meneladani Sifat Malaikat

Pembawa dan penghafal Al-Qur’an diharapkan untuk memiliki sifat-sifat mulia seperti malaikat, yaitu taat dan bersih dari dosa dan kesalahan.

Motivasi untuk Para Santri:

Bagi seluruh santri Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional, hadits ini seharusnya menjadi sumber semangat yang luar biasa. Tidak ada usaha dalam membaca dan menghafal Al-Qur’an yang sia-sia. Allah SWT melihat segala upaya yang kita lakukan, baik yang telah mahir maupun yang masih berjuang.

Para santri yang mungkin merasa kesulitan dalam menghafal, ingatlah bahwa setiap huruf yang kalian baca, meskipun dengan terseok-seok, tercatat dengan pahala dari Allah SWT. Dan bagi yang sudah lancar, jangan merasa puas sampai di situ, tetaplah memperdalam pemahaman dan hafalan karena selalu ada jalan untuk menjadi lebih baik dan lebih dekat kepada Allah SWT.

Saran dari Asatidz atau Muhaffizh Muhaffizhah

Para ustadz dan ustadzah di pondok pesantren juga senantiasa memberikan motivasi dan tips praktis bagi para santri. Di antaranya adalah:

  1. Istiqomah dalam Latihan

Jangan pernah berhenti berlatih meskipun pada awalnya tidaklah mudah. Teruslah membaca dan menghafal secara konsisten setiap hari maka kemudahan itu dapat dirasakan.

  1. Berdoa dan Mohon Pertolongan Allah

Memohon pertolongan dan kemudahan dari Allah SWT dalam setiap proses belajar sangatlah penting. Doa yang ikhlas dan tulus dapat membantu kita menghadapi segala pengalaman belajar.

  1. Belajar dari Teman yang Berhasil

Jangan sungkan untuk meminta bantuan dari teman yang sudah lebih mahir untuk mengoreksi bacaan sebelum dihafalkan. Belajar bersama dapat membuat proses lebih menyenangkan dan efektif.

  1. Menggunakan Teknologi

Apabila sudah kembali ke rumah maka manfaatkan teknologi seperti aplikasi tahfizh atau audio murattal di smartphone untuk membantu dalam belajar dan memperbaiki bacaan.

  1. Berkonsultasi dengan Guru

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ustadz atau ustadzah jika menemukan problem dalam belajar. Mereka akan dengan senang hati membantu dan Insyaa Allah akan memberikan solusi.

Hadits ini mengajarkan kita untuk selalu bersyukur dan berusaha dalam proses menghafal dan membaca Al-Qur’an. Baik kita yang masih berjuang ataupun yang sudah mahir, semuanya memiliki tempat dan kedudukan yang mulia di sisi Allah, asalkan kita ikhlas dan terus berusaha.

Alhamdulillah asatidz di Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional senantiasa mendukung dan membimbing setiap langkah para santri menuju kemahiran dalam membaca dan menghafal Al-Qur’an. Semoga Allah SWT mempermudah setiap langkah kita dan memberikan barakah dalam ilmu yang kita pelajari.

Sumber: hadeethenc.com

Yadi Iryadi, S.Pd.
Pembina II Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional
Founder Metode Yadain Litahfizhil Quran

Informasi dan Pendaftaran Karantina Tahfizh Al-Quran

www.hafalquransebulan.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *