Keutamaan Menghafal Al-Qur’an: Pengamalan Motivasi Belajar di Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran

Menghafal Al-Qur’an adalah sebuah pencapaian spiritual yang sangat berharga karena balasannya adalah kebaikan di dunia dan akhirat. Bukan hanya sebagai tanda keimanan yang tinggi, tetapi juga sebagai perwujudan dari kecintaan seseorang kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.

Di Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional, tujuan menghafal Al-Quran ini menjadi fokus utama. Pada artikel ini, kita akan membahas tiga motivasi utama dari sekian banyaknya keutamaan menghafal Al-Qur’an, yaitu Al-Qur’an sebagai pemberi syafa’at, janji Allah kepada penghafal, dan Al-Qur’an sebagai pelindung dari adzab api neraka.

Bagian 1: Al-Qur’an sebagai Pemberi Syafa’at

Menghafal Al-Qur’an bukan hanya tentang memori yang kuat atau kecakapan dalam melafalkan ayat-ayat suci. Ini lebih dari itu; ini adalah tentang memahami makna dan esensi dari setiap kata yang diwahyukan oleh Allah. Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional menekankan pada poin ini.

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اِقْرَؤُوْا القُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ القِيَامَةِ شَفِيْعًا لِأَصْحَابِهِ . رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Bacalah Al-Qur’an karena pada hari kiamat, ia akan datang sebagai syafaat untuk para pembacanya.” (HR. Muslim).

Al-Qur’an adalah sebuah petunjuk hidup dan sebagai pemberi syafa’at pada hari kiamat. Dalam banyak hadis, Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa Al-Qur’an akan datang sebagai pemberi syafa’at bagi para penghafalnya. Para santri yang hafal Al-Qur’an tidak hanya mengejar pencapaian pribadi, tetapi juga membawa misi suci untuk memberikan manfaat kepada umat manusia dengan menjadi penyebar ajaran agama.

Bagian 2: Janji Allah kepada Penghafal dan Pengamal Al-Qur’an

Allah SWT sangat menjanjikan keutamaan dan berbagai bentuk ganjaran bagi mereka yang menghafal Al-Qur’an dan mengamalkannya. Di Pondok Pesantren ini, para santri diajarkan tentang keutamaan-keutamaan ini sebagai bentuk motivasi dan penguatan iman.

Surat An-Nahl Ayat 97 مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

Bagian 3: Al-Qur’an sebagai Sahabat Setia atau Musuh

Di Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional, santri diajarkan bahwa Al-Qur’an adalah sumber hukum dan petunjuk yang akan menjadi hujjah atau alasan pembela mereka di akhirat. Ketika seorang muslim menghadap Allah pada hari kiamat, Al-Qur’an yang telah dihafal akan menjadi saksi atas amalannya dan dapat melindunginya dari adzab api neraka.

Al Qur’an adalah kalamullah, firman Allah yang suci. Namun, bagaimana kita berinteraksi dengan Al Qur’an dapat membuatnya menjadi sahabat setia atau musuh tersembunyi dalam kehidupan kita.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَالقُرْاَنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ

“Al Qur’an itu bisa menjadi pembelamu atau musuh bagimu.” (HR. Muslim)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin dalam Syarh Arba’in An Nawawiyyah berkata, ”Al Qur’an itu bisa menjadi pembelamu, jika engkau melaksanakan nasehat terhadap Al Qur’an.” Nasehat terhadap Al Qur’an telah dijelaskan pada hadits ke-7 dari Al Arba’in An Nawawiyah yaitu hadits ‘Agama adalah nasehat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Al Qur’an itu bisa menjadi pembelamu atau musuh bagimu.” Ini menegaskan bahwa peran Al Qur’an dalam hidup kita sangat bergantung pada bagaimana kita berhubungan dengannya.

Nasehat Terhadap Santri Al Qur’an

Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di memberikan beberapa panduan penting dan menasihati supaya interaksi kita dengan Al-Quran menjadi teman setia:

  • Menghafalkan Al Qur’an: Menghafal Al Qur’an adalah cara yang efektif untuk mendekatkan diri pada firman Allah Subhanahu Wata’ala.
  • Merenungkannya: Merenungkan makna Al Qur’an adalah cara untuk memahami ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya.
  • Memahami Lafazh-lafazhnya: Penting untuk memahami kata-kata yang terkandung dalam Al Qur’an.
  • Mengamalkannya: Al Qur’an tidak hanya untuk dibaca, tetapi juga untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
  • Menjauhi yang Dilarang: Penting untuk menjauhi apa yang dilarang dalam Al Qur’an.

Kapan Al Qur’an Menjadi Musuh dan Pembela?

Contoh paling konkret adalah ketika Al Qur’an menuntun kita untuk melakukan kebaikan. Misalnya, jika seseorang menunaikan shalat dan zakat sesuai dengan ajaran Al Qur’an, maka Al Qur’an akan menjadi pembelanya. Namun, jika seseorang mengabaikan perintah Al Qur’an, ia akan menjadi musuh dirinya sendiri.

Berikut ini manfaat mengamalkan ajaran agama Islam yang intinya ada pada Al-Quran, yaitu: Membaca Al-Quran dapat membawa ketenangan dan kebahagiaan. Menghafal Al-Quran adalah tugas mulia yang membuat Al-Quran menjadi pembela kita. Selain itu, mengkaji makna Al-Quran adalah langkah penting untuk menjadikannya pembela dalam kehidupan kita.

Mari Belajar Al-Quran di Manapun Anda Berada

Menghafal Al-Qur’an adalah suatu bentuk ibadah yang memiliki beragam keutamaan. Di Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional, keutamaan ini menjadi salah satu fokus utama dalam proses pendidikan dan tarbiyah. Dengan menekankan pada aspek-aspek seperti syafa’at, janji Allah, dan perlindungan dari adzab, pondok pesantren ini berupaya menghasilkan generasi penghafal Al-Qur’an yang tidak hanya kuat secara hafalan tetapi juga paham akan makna dan tanggung jawab dari apa yang mereka hafal.

Jadwal Karantina Tahfizh Al-Qur'an Nasional Akhir Tahun dan Liburan - hafalquransebulan.com
Jadwal Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional Akhir Tahun dan Liburan

Pemahaman terhadap isi kandungan Al-Quran, meskipun dalam waktu yang terbatas, namun berharap pada Allah semoga ini menjadi bekal untuk mampu menjalankan Al-Quran dalam kehidupan sehingga Al-Quran tidak menjadi musuh melainkan menjadi sahabat setia penuntun jalan kebaikan dunia akhirat, aamiin.

Yadi Iryadi, S.Pd.

Founder Metode Yadain Litahfizhil Quran

Pembina II Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional

Informasi dan Pendaftaran:
www.hafalquransebulan.com | 081312700100

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *