Memahami Istilah Tahfizh Al-Qur’an: Proses, Tujuan, dan Keutamaan

Pengertian Tahfizh Al-Qur’an

Tahfizh Al-Qur’an merupakan gabungan dari dua kata, yaitu “tahfizh” dan “Al-Qur’an”. Kata “tahfizh” berasal dari bahasa Arab yang berarti “menghafal”. Proses menghafal ini melibatkan pengulangan suatu pelajaran baik melalui membaca maupun mendengar. Dalam konteks tahfizh Al-Qur’an, proses ini dilakukan dengan cara membaca atau mendengarkan ayat-ayat Al-Qur’an secara berulang-ulang hingga dapat menghafalnya tanpa melihat mushaf.

Pengertian Al-Qur’an

Secara etimologi, Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yang bermakna “bacaan”. Firman Allah Subhanahu Wata’ala dalam QS. Al-Qiyamah ayat 17-18 menyatakan bahwa Al-Qur’an adalah bacaan yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan harus diikuti bacaannya:

إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ ﴿١٧﴾ فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ ﴿١٨﴾

Artinya: Sesungguhnya tugas Kamilah untuk mengumpulkan (dalam hatimu) dan membacakannya. Maka, apabila Kami telah selesai membacakannya, ikutilah bacaannya itu.

Secara terminologi, Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melalui malaikat Jibril sebagai bukti kerasulan. Ia ditulis dalam lembaran-lembaran, diriwayatkan secara mutawatir, dan membacanya merupakan ibadah. Berikut beberapa definisi dari para ulama:

  • Az-Zarqani: Al-Qur’an adalah lafal yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dari awal surah Al-Fatihah hingga akhir surah An-Nas.
  • Al-Qaththan: Al-Qur’an adalah kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, dan orang yang membacanya akan memperoleh pahala.
  • Al-Jurjani: Al-Qur’an adalah kitab yang diturunkan kepada Rasulullah, ditulis dalam mushaf, dan diriwayatkan secara mutawatir tanpa keraguan.

Para pakar ushul fiqh, fiqh, dan bahasa Arab mendefinisikan Al-Qur’an sebagai kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Lafalnya mengandung mukjizat, membacanya adalah ibadah, diturunkan secara mutawatir, dan ditulis dalam mushaf dari surah Al-Fatihah hingga surah An-Nas.

Pentingnya Meyakini Al-Qur’an sebagai Kalamullah

Keyakinan bahwa Al-Qur’an adalah kalamullah menjadikan seseorang lebih dekat kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Aktivitas sehari-harinya akan selalu berdasarkan kecintaan dan keimanan kepada Allah, sehingga Al-Qur’an menjadi prioritas dalam hidupnya. Mempelajari, menghafal, dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Allah (Syarbini, 2012: 52).

Aspek Penting dari Pengertian Al-Qur’an

  1. Firman Allah kepada Nabi Muhammad: QS. An-Najm: 4 menyatakan bahwa ucapan Nabi Muhammad hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya.

إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ

Artinya: Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).

  1. Mukjizat Abadi: Al-Qur’an adalah mukjizat yang tidak dapat ditandingi oleh manusia dan jin meskipun mereka bekerjasama (QS. Al-Israa: 88).

قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ ٱلْإِنسُ وَٱلْجِنُّ عَلَىٰٓ أَن يَأْتُوا۟ بِمِثْلِ هَـٰذَا ٱلْقُرْءَانِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِۦ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍۢ ظَهِيرًۭا

Artinya: Katakanlah: “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain”

  1. Jaminan Terpelihara: Allah menjamin bahwa Al-Qur’an akan terpelihara selamanya (QS. Al-Hijr: 9).

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا ٱلذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَـٰفِظُونَ

Artinya: Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.

  1. Diturunkan oleh Malaikat Jibril: QS. An-Nahl: 102 menyatakan bahwa Al-Qur’an diturunkan oleh Ruhul Qudus (Jibril) dari Allah untuk meneguhkan hati orang-orang yang beriman.

قُلْ نَزَّلَهُۥ رُوحُ ٱلۡقُدُسِ مِن رَّبِّكَ بِٱلۡحَقِّ لِيُثَبِّتَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَهُدٗى وَبُشۡرَىٰ لِلۡمُسۡلِمِينَ

Artinya: Katakanlah: “Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Quran itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”.

Definisi Lengkap Tahfizh Al-Qur’an

Tahfizh Al-Qur’an bukan hanya menghafal, tetapi juga mempertahankan, menjaga, dan melestarikan kemurnian Al-Qur’an sebagai mukjizat yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Hafalan ini penting untuk menghindari modifikasi, pemalsuan, serta melindungi hafalan dari risiko kelupaan atau kesalahan (Batubara, 2018: 74).

Dengan memahami pengertian dan tujuan tahfizh Al-Qur’an, diharapkan setiap muslim dapat lebih menghargai dan bersemangat dalam menghafal serta mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Tahfizh Al-Qur’an bukan hanya tentang menghafal teks, tetapi juga tentang menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an ke dalam hati dan kehidupan kita.

 

Sumber:

Abdulwaly. 2018. The Real Hafizh Karena Al-Qur’an tidak cukup hanya sekedar  
       dihafal.
Sukabumi: Diandra.

Batubara, Chuzaemah. 2018. Handbook Metodologi Studi Islam. Jakarta Timur:
       Prenada Media Group.

Syarbini, Amirulloh; Sumantri Jamhari. 2012. Kedahsyatan Membaca Al-Qur’an. 
       Bandung: Ruang Kata.

Yadi Iryadi, S.Pd.
Founder Metode Yadain Litahfizhil Qur’an
Pembina II Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional

Informasi dan Pendaftaran

www.hafalquransebulan.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *