Mengenal Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional
Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional (YKTN) hadir sebagai ekosistem pendidikan yang didedikasikan untuk mempercepat hafalan Al-Quran di Indonesia. Didukung oleh tokoh ulama terkemuka seperti DR. KH. Ahsin Sakho Muhammad, MA, Al-Hafizh dan Prof. DR. KH. Didin Hafidhuddin, Msc., serta Ustadz H. Ma’mun Al-Qurthuby, M.Pd., Al-Hafizh sebagai Mudir Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional.
Pondok pesantren ini memadukan keilmuan Al-Quran dengan teknik pembelajaran berbasis Neuro Linguistic Programming (NLP) dan pemberdayaan pikiran. Aplikasi inovasi dari grand desain ilmu tersebut dikristalisasi menjadi lebih spesifik dan aplikatif yaitu Metode Yadain Litahfizhil Quran.
Tujuan dan Visi
Dengan visi “Mewujudkan setiap keluarga muslim minimal satu hafizh/hafizhah Indonesia 2030,” YKTN menawarkan program karantina unik yang memungkinkan santri menghafal Al-Quran 30 juz dalam waktu singkat, mulai dari satu hingga tiga bulan. Program ini tidak hanya menekankan hafalan, tetapi juga tadabbur Al-Quran.
Visi ini mencerminkan tekad kuat untuk menjadikan Al-Quran sebagai bagian tak terpisahkan dari setiap keluarga muslim di Indonesia. Dengan target ambisius di tahun 2030, Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional berkomitmen untuk melahirkan generasi Qur’ani yang tidak hanya mampu menghafal, tetapi juga memahami dan mengamalkan nilai-nilai luhur Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari.
Misi Mewujudkan Visi
Untuk mencapai visi tersebut, Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional menjalankan beberapa misi utama. Pertama, menyelenggarakan seminar, bimbingan, serta program karantina tahsin dan tahfizh Al-Quran yang berkualitas. Kedua, mempersiapkan generasi Qur’ani yang tidak hanya memiliki hafalan yang kuat, tetapi juga pemahaman yang baik terhadap Al-Quran. Ketiga, menciptakan suasana Qur’ani di masyarakat, di mana nilai-nilai Al-Quran menjadi pedoman hidup dan menginspirasi setiap tindakan sebagai wujud ibadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
Tujuan Pembelajaran yang Komprehensif
Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional menetapkan tujuan pembelajaran yang komprehensif. Dimulai dari menumbuhkan kecintaan terhadap Al-Quran, memastikan santri mampu membaca Al-Quran dengan baik dan benar, hingga memfasilitasi hafalan 30 juz dengan sistem percepatan yang inovatif dan efektif.
Lebih dari itu, pesantren ini juga berkomitmen untuk membimbing santri agar mampu mengaplikasikan dan mentransformasikan nilai-nilai Al-Quran dalam kehidupan pribadi dan masyarakat, sehingga diharapkan menjadi agen perubahan yang membawa keberkahan bagi umat.
Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 121:
الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَٰئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ ۗ وَمَن يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
“(yaitu) orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.”
Metodologi Pembelajaran
Metode Yadain Litahfizhil Qur’an, yang dikembangkan oleh salah satu pendiri pesantren, mengajarkan santri untuk menghafal Al-Quran dengan menghubungkan visualisasi kebaikan (tangan kanan) dan keburukan (tangan kiri). Pendekatan ini memperkuat pemahaman dan retensi hafalan. Infrastruktur pembelajaran yang baik dan disiplin yang tinggi menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran intensif.
Metode Yadain Litahfizhil Quran merupakan inovasi akselerasi percepatan menghafal Al-Quran. Di dalamnya terdapat praktik Al-Quran Virtual yaitu bagaimana para penghafal Al-Quran mampu menghafal setiap ayat Al-Quran dengan target 1 menit hafal 1 baris dan menguatkannya sehingga bisa menghafal 1 halaman dalam waktu kurang dari 20 menit.
Kemudian ada juga Visualisasi Tadabbur yaitu memahami alur global dari terjemah Al-Quran dengan tujuan untuk menikmati pemahaman dasar Haq dan Batil. Haq dengan simbol tangan kanan atau golongan kanan dan batil tangan kiri yaitu golongan kiri. Pemahaman global ini merupakan dasar dari pembelajaran berikutnya. Dampak positif dari metode inovatif ini yaitu para penghafal Al-Quran tidak merasakan kejenuhan pada saat menghafalkannya.
Infrastruktur dan Fasilitas
Pesantren ini dilengkapi dengan fasilitas lengkap seperti ruang belajar yang nyaman, perpustakaan, dan asrama yang mendukung proses menghafal Al-Quran. Suasana asri nyaman memberikan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan. Lokasi Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional di Jl. Caracas-Cibuntu, Caracas, Kec. Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat 45556.
Peran Serta Dalam Masyarakat
Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional tidak hanya berfokus pada penghafalan, tetapi juga pada penerapan nilai-nilai Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari. Tujuannya adalah mencetak hafizh dan hafizhah yang juga menjadi pemimpin masa depan yang berdasarkan nilai-nilai kebaikan Al-Quran.
Rasulullah SAW bersabda:
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional merupakan pilar pendidikan Al-Quran di Indonesia. Lebih dari 13.500 alumni santri diluluskan dari pondok ini. Dengan pendekatan inovatif dan mendalam, pesantren ini membuka peluang bagi siapa saja untuk menghafal Al-Quran dengan metode yang efektif, serta memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan.
Yadi Iryadi, S.Pd.
Pembina II Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional
Founder Metode Yadain Litahfizhil Quran
Informasi dan Pendaftaran
