Menghafal Al-Quran disertai pemahaman 10-30 menit per halaman, 30 Juz Sebulan bukanlah hal yang mustahil apabila sudah mampu membaca Al-Quran sesuai kaidah tajwid.
Para pemula biasanya di karantina tahfizh memerlukan waktu panjang untuk menghafalkan Al-Qur’an satu halaman. Biasanya mereka masih pada tahapan tahsin tilawah Al-Qur’an. Tulisan ini dimaksudkan bagi peserta yang sudah mampu membaca Al-Qur’an sesuai kaidah tajwid sehingga tidak ada hambatan dalam membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
Memperbaiki Bacaan Al-Qur’an
Mau tidak mau calon penghafal Al-Qur’an harus membaguskan terlebih dahulu bacaannya. Bacaan yang bagus bukan karena suara yang merdu melainkan karena pengetahuan dan praktik ilmu tajwid dengan tepat dan konsisten. Ini merupakan prasyarat bagi calon penghafal Al-Qur’an. Apabila bacaan Al-Qur’an baik maka menghafalkannya akan menjadi lebih mudah dan nikmat. Namun bila bacaan belum baik maka wajib memperbaiki bacaan Al-Qur’an sebagai tanggung jawab untuk menjaga kemurniannya.
Persiapan Fisik
Fisik yang kuat diperlukan oleh calon penghafal Al-Qur’an. Oleh karena itu, biasakan melatih diri untuk olah raga secara teratur. Peredaran darah lancar membuat hafalan Al-Qur’an lebih cepat hafal. Pada dasarnya menghafal Al-Qur’an tidak terpengaruh oleh usia asalkan seseorang tersebut memiliki fisik yang sehat maka siapa pun mampu menghafal Al-Qur’an.
Persiapan Psikologis
Beberapa orang terkadang terpengaruh oleh pendapat yang memperdayakan di masyarakat misalnya bahwa Al-Qur’an susah untuk dihafalkan. Cara menghapus doktrin tersebut yaitu dengan senantiasa meminta nasihat dari orang yang sudah berhasil menghafal Al-Qur’an dengan baik dan memiliki kepribadian yang positif. Motivasi dan nasihat yang positif harus diyakini sebagai kebenaran. Sebab motivasi negatif pun jika diyakini maka otak akan mencari pembuktiannya. Karena itu berpikirlah positif yang bisa memberdayakan dan mendukung untuk hafalan Al-Qur’an.
Upaya menghapus perasaan negatif, mood negatif, stres, cemas, gelisah, minder dan lain sebagainya bisa dilakukan dengan cara mengingat masa lalu yang membahagiakan seolah-olah hadir saat ini. Atau membayangkan masa depan yang membahagiakan ketika sudah tercapai cita-cita. Hadirkan kebahagiaan tersebut saat sedang menghafal Al-Qur’an sehingga apa pun yang terjadi selama proses menghafal Al-Qur’an maka akan terasa selalu bahagia.
Memvisualisasikan Cita-cita
Pernahkah Anda membayangkan sesuatu yang ingin diwujudkan kemudian hal itu dapat terwujud?… Jika Anda mampu memvisualisasikan dalam imajinasi maka akan termotivasi untuk mencapainya. Buatlah gambaran di benak Anda bahwa Anda adalah calon penghafal Al-Qur’an untuk saat ini dan akan menjadi penghafal Al-Qur’an. Visualisasi dilakukan dalam keadaan berdoa memohon kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
Lakukan Review Hafalan
Sebelum menghafalkan ayat berikutnya hendaknya membuka mushaf kemudian membaca beberapa kali untuk satu halaman sehingga lancar dengan cara melihat mushaf. Apabila sudah lancar maka dibaca dalam hafalan sambil membayangkan huruf-huruf yang sedang dibaca. Upayakan ketika membaca dengan hafalan mushaf Al-Qur’an tidak dipegang, jauhkanlah dalam keadaan tertutup sehingga pikiran cukup membuka mushaf imajinasi saja.
Fokus Menghadirkan Pancaindra
Cara termudah untuk menghadirkan fokus yaitu dengan menghadirkan seluruh penglihatan, pendengaran, gerak-gerik pengucapan ayat dalam keadaan penuh kesadaran. Artinya bahwa penghafal Al-Qur’an secara jasadnya hadir dan pikirannya pun hadir melihat dan merasakan setiap pengucapan ayat sambil dilihat ayat-ayatnya dan direkam dalam memori dengan sistem memotret atau drag and drop ke dalam mushaf imajinasi.
Baca dan ulangi ayat tersebut dalam imajinasi Anda karena sebenarnya proses membaca itu ada di dalam otak atau pikiran bukan mata atau penglihatan. Firman Allah Subhanahu Wata’ala, “Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tapi yang buta adalah hati yang di dalam dada,” (QS. Al-Hajj: 45). Dengan cara ini maka seseorang dapat menghafal satu mufradat dalam waktu satu detik dan satu baris satu menit. Kemudian dilancarkan sampai kalimat-kalimat Al-Qur’an menempel dalam hafalan.
Metode Yadain Litahfizhil Qur’an
Ciri Khas Metode Yadain yaitu:
1. Al-Qur’an Virtual : menghafal Al-Qur’an seolah-olah melihat mushaf dalam imajinasi.
2. Visualisasi Tadabbur : menghafal Al-Qur’an dengan cara memahami terjemah Al-Qur’an dengan membedakan isi kandungan ayat pada bagian tangan kiri (kejahatan) dan bagian tangan kanan (kebaikan). Hal ini dapat dicapai dengan cara menanyakan Siapa pelakunya? Di mana tempatnya? dan bagaimana sifatnya?
Mengatur Pernafasan
Menghafal Al-Qur’an memerlukan suplai oksigen yang banyak pada otak. Oleh karena itu, pernafasan yang teratur dapat mencegah otak dari kelelahan memproses hafalan. Tarikan nafas dan hembusan nafas hendaknya disyukuri sebagai karunia nikmat kehidupan yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Pernafasan yang teratur dalam pembacaan Al-Qur’an dapat menenangkan jiwa dan hal ini merupakan meditasi yang sangat baik bagi kesehatan fisik, mental, dan ruhiyah. Nafas ditarik ketika hendak membacakan ayat yang dihafal dan dihembuskan perlahan seiring dengan huruf yang dibaca. Hal yang tidak boleh dilakukan yaitu menarik nafas ketika membunyikan ayat-ayat Al-Qur’an.
Bacaan Berirama
Bacaan yang berirama membuat pendengarnya merasakan hanyut dalam kenikmatan. Meskipun begitu suara tidak harus nyaring. Cukuplah membaca ayat dengan cara berteriak sekencang-kencangnya dalam hati namun suara terdengar oleh diri sendiri. Teknik ini lebih hemat suara dibandingkan dengan suara nyaring yang dapat mengganggu teman lainnya. Uniknya peserta yang menggunakan suara kencang dalam hati ternyata lebih cepat hafal dan hemat suara. Suara agak lantang hanya boleh dilakukan ketika setoran hafalan Al-Qur’an di hadapan muhaffizh.
Lakukan Pengulangan
Kebanyakan penghafal Al-Qur’an menghafal dengan cara mengulang-ulang ayat pada mushaf kemudian menutup mushaf dan berusaha menirukan bunyi ayat tanpa membayangkan huruf-hurufnya. Ini merupakan cara yang paling lama untuk menghafal Al-Qur’an. Selain lama juga hafalan tersimpan dalam short term memory. Sebaiknya lakukan pengulangan hafalan ayat dalam imajinasi atau yang disebut dengan mushaf virtual.
Menghubungkan Ayat dan Halaman
Hubungkan hafalan ayat satu dengan ayat berikutnya. Begitu pula halaman satu dengan halaman berikutnya. Hubungkan juga antara surat dengan surat serta juz satu dengan awalan kata pada juz selanjutnya. Cara tersebut mudah-mudahan memudahkan Anda untuk mengingat hafalan Al-Qur’an.
Maksimalkan ikhtiar tersebut di Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional dalam program Hafal Al-Qur’an Sebulan kemudian bertawakal kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Semoga Allah mudahkan kita semua dalam proses menghafal Al-Qur’an dan memuraja’ahnya. Aamiin.
Yadi Iryadi, S.Pd.
Dewan Pembina Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional
Founder Metode Yadain Litahfizhil Qur’an
www.hafalquransebulan.com