Penghafal Al-Quran memiliki kedudukan yang sangat mulia dalam Islam. Mereka yang menghafal dan memelihara Al-Quran di dalam hati mereka bukan hanya mendapatkan ganjaran besar dari Allah SWT, tetapi juga mendapat penghormatan yang tinggi dari sesama Muslim. Kitab At-Tibyan Fi Adab Hamalat Al-Quran karya Imam Nawawi memberikan panduan tentang bagaimana kita seharusnya menghormati dan memuliakan para penghafal Al-Quran.
Keutamaan Penghafal Al-Quran
Penghafal Al-Quran memiliki berbagai keutamaan yang disebutkan dalam Al-Quran dan Hadis. Di antaranya adalah:
1. Penghormatan dari Allah dan Rasul-Nya
Para penghafal Al-Quran mendapatkan penghormatan langsung dari Allah SWT dan Rasul-Nya. Allah berfirman:
وَمَن يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى الْقُلُوبِ
“Dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (QS. Al-Hajj: 32)
Dalam Hadis, Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ مِنْ إِجْلَالِ اللَّهِ تَعَالَى إِكْرَامَ ذِي الشَّيْبَةِ الْمُسْلِمِ وَحَامِلِ الْقُرْآنِ غَيْرِ الْغَالِي فِيهِ وَالْجَافِي عَنْهُ وَإِكْرَامَ ذِي السُّلْطَانِ الْمُقْسِطِ
“Sesungguhnya termasuk mengagungkan Allah adalah memuliakan orang tua yang muslim, penghafal Al-Quran yang tidak melampaui batas dan tidak menyimpang darinya, serta memuliakan penguasa yang adil.” (HR. Abu Dawud)
2. Tempat yang Mulia di Akhirat
Penghafal Al-Quran akan mendapatkan tempat yang mulia di akhirat. Dalam Hadis, Rasulullah SAW bersabda:
يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَؤُهَا
“Dikatakan kepada pembaca Al-Quran: Bacalah dan naiklah serta bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membacanya di dunia, karena kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa’i)
Menghormati Penghafal Al-Quran
Imam Nawawi dalam kitabnya, At-Tibyan Fi Adab Hamalat Al-Quran, menjelaskan beberapa cara untuk menghormati dan memuliakan para penghafal Al-Quran:
1. Mengutamakan Mereka dalam Kepemimpinan Shalat
Penghafal Al-Quran memiliki keutamaan untuk diutamakan dalam kepemimpinan shalat. Rasulullah SAW bersabda:
يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللَّهِ
“Yang paling berhak menjadi imam dari suatu kaum adalah yang paling pandai membaca Kitab Allah di antara mereka.” (HR. Muslim)
2. Menghormati Mereka dalam Majelis
Penghafal Al-Quran harus dihormati dalam majelis. Dalam riwayat Bukhari, disebutkan bahwa para penghafal Al-Quran diberi tempat khusus di majelis Umar bin Khattab untuk bermusyawarah.
كَانَ الْقُرَّاءُ أَصْحَابُ مَجْلِسِ عُمَرَ وَمُشَاوَرَتِهِ كُهُولًا كَانُوا أَوْ شُبَّانًا
“Para pembaca Al-Quran hadir di majelis Umar bin Khattab untuk bermusyawarah dengannya, baik mereka tua maupun muda.” (HR. Bukhari)
3. Memberikan Tempat Terbaik dalam Pemakaman
Dalam perang Uhud, Rasulullah SAW memerintahkan untuk mendahulukan penguburan para syuhada yang lebih banyak hafalan Al-Qurannya.
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْمَعُ بَيْنَ الرَّجُلَيْنِ مِنْ قَتْلَى أُحُدٍ فِي ثَوْبٍ وَاحِدٍ ثُمَّ يَقُولُ أَيُّهُمْ أَكْثَرُ أَخْذًا لِلْقُرْآنِ فَإِذَا أُشِيرَ إِلَى أَحَدِهِمَا قَدَّمَهُ فِي اللَّحْدِ
“Nabi SAW mengumpulkan antara dua orang korban perang Uhud dalam satu kain, kemudian berkata: ‘Siapa yang lebih banyak hafal Al-Quran di antara keduanya?’ Jika ditunjuk salah satu dari mereka, beliau mendahulukannya masuk ke liang lahad.” (HR. Bukhari)
4. Tidak Menyakiti Mereka
Menghormati penghafal Al-Quran juga berarti tidak menyakiti mereka. Allah SWT berfirman:
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا
“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (QS. Al-Ahzab: 58)
Penutup
Menghormati dan memuliakan penghafal Al-Quran adalah bagian dari mengagungkan syiar-syiar Allah. Kitab At-Tibyan Fi Adab Hamalat Al-Quran karya Imam Nawawi memberikan panduan yang jelas tentang bagaimana kita seharusnya bersikap terhadap para penghafal Al-Quran.
Dengan memahami dan menerapkan ajaran-ajaran ini, semoga kita dapat lebih menghargai para penghafal Al-Quran dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. Mari kita terus berusaha untuk memuliakan Al-Quran dan mereka yang memeliharanya dalam hati dan amalan kita.
Yadi Iryadi, S.Pd.
Founder Metode Yadain Litahfizhil Qur’an
Pembina II Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional
Informasi dan Pendaftaran
