Mengubah Pola Pikir: Rahasia di Balik Program Karantina Menghafal Al-Qur’an Sebulan

Sejak tahun 2013, lomba tahfizh Al-Qur’an di televisi telah memicu keinginan banyak keluarga Muslim di Indonesia untuk menghafal Al-Qur’an. Namun, banyak hambatan mental dan praktis yang membuat orang enggan atau merasa kesulitan untuk memulai. Program karantina menghafal Al-Qur’an sebulan dari Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional (YKTN Pusat) menawarkan solusi inovatif untuk mengatasi masalah ini. Artikel ini akan membahas fenomena unik ini dan bagaimana program ini berhasil mengubah pola pikir dan memfasilitasi proses menghafal Al-Qur’an.

Pola Pikir yang Salah

Ada beberapa pola pikir negatif yang seringkali menjadi hambatan, seperti merasa sudah terlalu tua, tidak memiliki guru atau metode yang tepat, atau merasa terlalu sibuk. Selain itu, ada juga kepercayaan bahwa menghafal Al-Qur’an adalah tugas yang sulit dan memakan waktu. Semua ini adalah persepsi yang salah yang perlu diubah.

Perubahan pola pikir merupakan awal dari perubahan tindakan. Saat berada di Karantina tahfizh Al-Quran, para peserta akan dihadapkan pada perubahan mindset supaya bisa lebih memberdayakan untuk mampu menikmati proses menghafal Al-Quran.

Mukjizat Kemudahan Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah kitab suci yang Allah janjikan akan mudah untuk dihafal oleh semua orang, tanpa memandang usia atau profesi. Ini ditegaskan dalam Surah Al-Qamar ayat 17, yang menyatakan bahwa Al-Qur’an telah dimudahkan oleh Allah. Oleh karena itu, masalah utamanya bukan pada kesulitan menghafal, tetapi pada kemauan atau ketidakmauan seseorang untuk melakukannya.

Praktikkan seluruh sistem dan metodologi yang diterapkan di Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional. Insyaa Allah para santri akan mendapatkan progres dalam belajar Al-Quran.

Program Karantina Menghafal Al-Qur’an Sebulan

Program ini adalah sistem pendidikan singkat yang memungkinkan seseorang untuk menghafal Al-Qur’an dalam waktu satu bulan dengan target ziyadah 30 juz. Ini adalah solusi untuk mereka yang merasa tidak memiliki cukup waktu atau metode yang tepat. Program ini juga menawarkan target yang beragam, mulai dari menghafal satu juz hingga 30 juz dalam sebulan.

Apabila sudah khatam ziyadah 30 juz maka proses muraja’ah dapat dilakukan pada program mutqin 3 bulan di karnatina tahfizh. Atau bisa juga muraja’ah di sekolah/pesantren dan menghafal Al-Quran akan menjadi prestasi murid tersebut di pesantren atau sekolah sebelumnya. Bagi orang yang sibuk maka meluangkan waktu sebulan di karantina tahfizh kemudian muraja’ah sambil menjalani kehidupan sehari-hari maka ini pun merupakan pilihan terbaik.

Fenomenologi: Memodel Pengalaman Subjektif

Penelitian fenomenologi yang dilakukan pada program ini menunjukkan bahwa kunci keberhasilan terletak pada perubahan pola pikir dan komitmen penuh dari peserta. Melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi, ditemukan bahwa peserta yang berhasil adalah mereka yang benar-benar berkomitmen dan memanfaatkan semua potensi mereka, baik fisik maupun mental.

Pemodelan terhadap struktur subjektif seorang penghafal Al-Quran ternyata bisa diduplikasikan pada orang-orang yang mau mendapatkannya. Pemodelan bukan hanya pada apa-apa yang tampak seperti jadwal kegiatan, aktivitas belajar tahsin dan tahfizh Al-Quran, penanaman karakter, dan pengondisian lingkungan belajar.

Lebih dalam dari itu bahkan pemodelan terhadap penghafal Al-Quran kami lakukan dengan cara mengondisikan niat, identitas, value, dan beliefs. Ini merupakan bagian yang harus dimodel dari para penghafal Al-Quran untuk para penghafal Al-Quran berikutnya.

Kegunaan Penelitian Ilmiah

Hasil dari penelitian mahasiswa, entah itu skripsi, tesis, dan disertasi sangat berguna untuk berbagai pihak, mulai dari mahasiswa, lembaga pendidikan, hingga pemerintah. Ini menunjukkan bahwa menghafal Al-Qur’an adalah sesuatu yang dapat dicapai oleh siapa saja yang berkomitmen, tanpa memandang usia atau latar belakang.

Hampir setiap angkatan ada diantaranya peserta yang juga meneliti karantina tahfizh Al-Quran sebagai objek dan subjek penelitian ilmiah.

Ajakan Belajar di Karantina Tahfizh Al-Quran

Program karantina menghafal Al-Qur’an sebulan dari YKTN Pusat telah membuktikan bahwa menghafal Al-Qur’an bukanlah tugas yang mustahil atau memakan waktu lama. Terdapat beberapa pilihan program karantina tahfizh yang bisa disesuaikan dengan keluangan waktu Anda.

Kuncinya adalah perubahan pola pikir dan komitmen penuh dari peserta. Dengan demikian, program ini layak untuk diikuti dan diaplikasikan lebih luas dalam masyarakat Muslim.

Jadi, jika merasa terpanggil untuk menghafal Al-Qur’an tetapi merasa terhalang oleh berbagai alasan, mungkin saatnya untuk mengubah pola pikir Anda dan mempertimbangkan untuk bergabung dengan program inovatif ini.

Kunjungi www.hafalquransebulan.com untuk informasi lebih lanjut dan untuk memulai perjalanan spiritual bersama Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran.

Yadi Iryadi, S.Pd.
Founder Metode Yadain Litahfizhil Quran
Pembina II Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *