A. Pengertian dan Pentingnya Metode Tahfizh Qur’an
Metode Tahfizh Qur’an merupakan suatu pendekatan sistematis dan efektif dalam proses menghafal Al-Qur’an. Menurut Ahmad Tafsir, metode adalah cara yang tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu, termasuk dalam konteks menghafal Al-Qur’an. Sementara Zuhairi menyatakan bahwa metode berasal dari kata Yunani “metha” (melalui) dan “hodos” (jalan), yang menekankan pada pencapaian tujuan melalui cara yang tepat. Dalam konteks Al-Qur’an, ini berarti menghafal dengan metode yang memudahkan pemahaman dan retensi ayat-ayat suci.
B. Konsep Menghafal dalam Islam
Menurut Mahmud Yunus, menghafal berasal dari kata Arab “hafiz”, yang berarti memelihara atau menjaga. Ini mencerminkan pentingnya menghafal Al-Qur’an tidak hanya sebagai aktivitas mental, tetapi juga sebagai amalan spiritual dalam menjaga dan memelihara ajaran Al-Qur’an. Proses menghafal juga dianggap sebagai upaya meresapkan ayat-ayat suci ke dalam pikiran, sehingga dapat diingat tanpa perlu melihat teks.
C. Pendekatan Ahli dalam Menghafal Al-Quran
Beberapa pendekatan dalam menghafal menurut para ahli, antara lain:
- Baharuddin: Menghafal sebagai proses menanamkan asosiasi dalam jiwa.
- Syaiful Bahri Djamarah: Kemampuan jiwa untuk memasukkan, menyimpan, dan mengingat kembali informasi.
- Abdul Qoyyum: Proses menyampaikan ucapan di luar kepala, mengokohkan dan menguatkan di dalam dada.
- Mahmud: Menghafal sebagai kumpulan reaksi elektrokimia dalam otak.
- Abdul Aziz Abdul Rauf: Menghafal sebagai proses mengulang sesuatu baik dengan membaca atau mendengar.
Dari berbagai definisi ini, kita melihat bahwa menghafal Al-Qur’an tidak hanya berkaitan dengan memori, tetapi juga dengan pemahaman mendalam dan spiritual.
Metode menghafal Al-Qur’an, dengan demikian, adalah proses yang menggabungkan aspek kognitif, spiritual, dan emosional. Ini bukan hanya tentang menghafal kata demi kata, tetapi lebih pada memahami dan menjaga esensi serta makna dari ayat-ayat tersebut.
Metode yang tepat dan cepat dalam menghafal Al-Qur’an memungkinkan seseorang tidak hanya menyimpan ayat-ayat dalam memori tetapi juga menginternalisasi pesan dan hikmah yang terkandung di dalamnya, mewujudkan kualitas hafalan yang bukan hanya berkaitan dengan jumlah ayat yang dihafal, tetapi juga kedalaman pemahaman dan keterikatan spiritual dengan Al-Qur’an.
Yadi Iryadi, S.Pd.
Founder Metode Yadain Litahfizhil Quran
Pembina II Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional
Informasi dan Pendaftaran