Kuningan, 19 Desember 2024 – Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional kembali mengukir sejarah dengan terselenggaranya Wisuda Karantina Tahfizh Al-Qur’an Angkatan Ke-90. Sebanyak 34 santri dan wali santri menghadiri momen penuh kebahagiaan ini yang menandai akhir dari perjalanan intensif para santri dalam menghafal Al-Qur’an.
Lantunan Ayat Suci Membuka Acara
Acara dimulai pukul 08.00 pagi dengan suasana penuh kekhidmatan. Lantunan ayat suci Al-Qur’an yang dibawakan oleh Dzar Dinata Reyhan Diaz bin Bakar Kartadinata, salah satu santri dari angkatan ini, membuka acara dengan bacaan yang indah dan menyejukkan hati. Momen ini menggambarkan nilai-nilai Al-Qur’an yang menjadi inti dari kehidupan di pondok pesantren.
Rangkaian Kegiatan Wisuda
Setelah pembukaan, hadirin berdiri bersama untuk menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, disusul dengan Mars Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional. Lagu ini menggugah semangat kebangsaan sekaligus menegaskan komitmen pondok pesantren dalam membangun generasi Qur’ani.
Acara dilanjutkan dengan Khotmil Qur’an sebagai wujud dari keberhasilan santri dalam menghafal Al-Qur’an. Prosesi ini menjadi simbol dedikasi dan kerja keras yang mereka tunjukkan selama mengikuti program.
Momentum utama adalah prosesi penyerahan syahadah yang menjadi penghargaan atas pencapaian para santri. Setiap santri menerima syahadah dengan penuh kebanggaan, disaksikan oleh wali santri yang hadir untuk mendukung dan memberikan doa terbaik.
Rangkaian ini semakin bermakna dengan menyanyikan Hymne Karantina Tahfizh Al-Qur’an. Hadirin kemudian menyaksikan pemutaran video dokumentasi perjalanan para santri selama di pondok, membawa kenangan indah yang menyentuh hati.
Pesan dari Mudir Tentang Memahami Al-Qur’an
Ust. H. Ma’mun Al-Qurthuby, M.Pd., Al-Hafizh, selaku Mudir Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional, menyampaikan amanah kepada para santri. Beliau mengingatkan pentingnya membaca dan menghafal Al-Qur’an dengan pemahaman yang mendalam. Dalam pesan beliau, dikutip hadits Rasulullah SAW yang berbunyi:
“Siapa saja membaca satu huruf dari Kitabullah (Alquran) maka dia akan mendapat satu kebaikan. Sedangkan satu kebaikan dilipatkan kepada sepuluh semisalnya. Aku tidak mengatakan alif lâm mîm satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, lâm satu huruf, dan mîm satu huruf.” (HR At-Tirmidzi).
Beliau juga menambahkan pentingnya menghafal Al-Qur’an dengan pemahaman, terutama terkait dengan makna ayat-ayat yang baik dan yang memberikan peringatan. “Standar yang kami terapkan di program karantina ini adalah agar hafalan tidak hanya menjadi hiasan lisan, tetapi juga membentuk karakter dan perilaku,” ujar beliau.
Doa Bersama Menutup Acara
Sebagai penutup, seluruh hadirin mengikuti doa bersama yang dipimpin oleh salah satu pengajar senior pondok pesantren. Doa ini menjadi harapan agar para wisudawan dapat terus menjaga hafalan, meningkatkan iman, dan menjadi pribadi yang berakhlak mulia.
Refleksi dan Harapan Masa Depan
Wisuda ini bukan sekadar acara seremonial, tetapi juga refleksi akan pentingnya menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Keberhasilan 34 santri ini membuktikan bahwa dengan usaha keras, bimbingan yang tepat, dan niat yang tulus, generasi muda dapat menjadi penjaga Al-Qur’an yang menginspirasi.
Semoga para wisudawan terus istiqamah dalam menjaga hafalan dan menjadi cahaya yang menerangi keluarga, masyarakat, dan umat Islam di masa depan.
Tim Media Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional
Informasi & Pendaftaran Karantina Tahfizh Al-Quran







