Peranan Guru dalam Menanamkan Cinta Al-Quran pada Murid

Di Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional, peran guru sangat vital dalam menanamkan cinta Al-Quran pada murid. Dengan program Karantina Hafal Quran Sebulan yang menargetkan hafalan 30 Juz, serta berbagai program pekanan lainnya, guru memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk generasi yang tidak hanya hafal tetapi juga mencintai Al-Quran.

Kitab At-Tibyan Fi Adab Hamalat Al-Quran karya Imam Nawawi memberikan panduan penting mengenai peranan guru dalam proses ini.

 Keutamaan Guru yang Mengajarkan Al-Quran

Guru yang mengajarkan Al-Quran memiliki kedudukan yang sangat mulia dalam Islam. Rasulullah SAW bersabda:

 خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

 “Sebaik-baik kamu adalah yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)

 Peranan Guru dalam Menanamkan Cinta Al-Quran

1. Memberikan Contoh yang Baik

   Guru harus menjadi teladan yang baik bagi murid-muridnya dalam hal membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Quran. Keteladanan ini akan membentuk sikap positif murid terhadap Al-Quran. Rasulullah SAW bersabda:

    إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ

    “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad)

2. Mengajarkan dengan Kasih Sayang dan Kesabaran

   Mengajarkan Al-Quran memerlukan kasih sayang dan kesabaran. Guru harus memahami tingkat kemampuan setiap murid dan memberikan bimbingan yang sesuai. Allah berfirman:

    فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ

    “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali ‘Imran: 159)

3. Membuat Pembelajaran Menjadi Menyenangkan

   Guru harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan memotivasi murid untuk mencintai Al-Quran. Metode pembelajaran yang kreatif dan interaktif dapat membuat murid merasa lebih tertarik dan bersemangat dalam belajar Al-Quran.

4. Memberikan Pemahaman yang Mendalam

   Guru harus menjelaskan makna dan kandungan ayat-ayat Al-Quran dengan baik, sehingga murid tidak hanya menghafal tetapi juga memahami pesan yang terkandung di dalamnya. Allah berfirman:

    أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا

    “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad: 24)

5. Menanamkan Nilai-Nilai Al-Quran dalam Kehidupan Sehari-hari

   Guru harus mendorong murid untuk mengamalkan nilai-nilai Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari. Dengan melihat aplikasi praktis dari ajaran Al-Quran, murid akan lebih mudah mencintai dan menghargai kitab suci ini.

Di Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional, peran guru sangat krusial dalam menanamkan cinta Al-Quran pada murid. Dengan meneladani sikap, kasih sayang, kesabaran, dan metode pengajaran yang baik, guru dapat membimbing murid untuk tidak hanya hafal tetapi juga mencintai dan memahami Al-Quran. Panduan dari Kitab At-Tibyan Fi Adab Hamalat Al-Quran karya Imam Nawawi memberikan landasan yang kuat bagi guru dalam melaksanakan peran mulia ini.

Yadi Iryadi, S.Pd.

Founder Metode Yadain Litahfizhil Qur’an

Pembina II Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional

Informasi dan Pendaftaran

www.hafalquransebulan.com


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *