Rahasia Menghafal Al-Qur’an dalam Waktu Satu Bulan: Benarkah ngafal Al-Quran Sebulan

Hafal Al-Qur’an dalam waktu satu bulan? Apakah itu mungkin dilakukan? Beberapa mungkin akan meragukannya, namun dalam dunia pembelajaran Al-Qur’an, prestasi ini tidak hanya menjadi kenyataan tetapi juga suatu pencapaian yang luar biasa.

Dalam artikel ini, kita akan membahas kisah keberhasilan dari Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional yang membuktikan bahwa khatam 30 juz dalam satu bulan bukanlah mimpi belaka. Mari kita temukan rahasia di balik prestasi ini dan mengapa itu begitu istimewa.

Memahami Arti Khatam Menghafal Al-Qur’an

Program sebulan targetnya yaitu ziyadah hafalan Al-Quran 30 juz. Adapun untuk ikut program mutqin memerlukan waktu 5-15 menit/halaman pengulangan muraja’ah untuk melancarkan kembali ayat-ayat dalam muraja’ah.

Kisah dari Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional

Kisah sukses santri Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional yang menunjukkan bahwa khatam Al-Qur’an dalam waktu satu bulan adalah pencapaian yang nyata. Namun, ini tidak terjadi begitu saja. Para santri di pesantren ini menjalani proses yang intensif selama periode 35 hari. Mereka membaca dan menghafal dengan tekun, tanpa kenal lelah disertai pendampingan intensif oleh para Muhaffizh/ah.

Jika sebelumnya santri mampu menghafal Al-Quran per halaman setiap hari di pesantren sebelumnya lantas pasca karantina tahfizh mampu menghafal 10-20 halaman per hari maka ini merupakan kisah yang banyak terjadi diantara para alumni. Tentu saja semua ini atas pertolongan Allah Subhanahu Wata’ala.

Kunci Keberhasilan: Ziyadah dan Muraja’ah Menjadi Rutinitas

Salah satu kunci utama keberhasilan mereka adalah “muraja’ah.” Ini adalah proses memeriksa kembali apa yang telah mereka hafal sebelumnya. Dengan melakukannya secara konsisten, para peserta karantina tahfizh / santri memastikan bahwa apa yang telah mereka hafal benar-benar tertanam dalam ingatan mereka. Selain itu, mereka menjalani rutinitas yang sangat ketat, dengan menghabiskan waktu 12 jam setiap hari untuk membaca dan menghafal Al-Qur’an. Kedisiplinan dan ketekunan mereka sangat luar biasa. Motivasi yang kuat dari santri diperlukan untuk dapat menikmati proses ziyadah dan muraja’ah

Tantangan dan Hambatan

Tentu saja, perjalanan ini tidak tanpa tantangan. Mereka harus menghadapi rasa lelah, kurang tidur, dan kadang-kadang merasa putus asa. Namun, keyakinan mereka pada pentingnya menghafal Al-Qur’an dan tekad untuk mencapai tujuan mereka membuat mereka tetap bersemangat. Setiap kesulitan yang dirasakan santri tidak boleh ditanggung oleh santri, melainkan harus dikonsultasikan kepada muhaffizh, wali asrama, pembina, dan seluruh pengurus yayasan akan mendukung santri untuk mencapai tujuan mulia belajar Al-Quran.

Tidak Perlu Minder Melainkan Ikut Bersyukur

Tidak perlu merasa minder terhadap santri lain yang cepat dan lancar dalam proses menghafal Al-Qur’an. Sebaliknya, kita harus memberikan penghargaan atas usaha dan prestasi mereka dengan cara ikut bersyukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Iri boleh saja, tetapi iri yang membawa berkah adalah ketika kita berharap kepada Allah supaya kita diberikan nikmat menghafal Al-Quran.

Program Lanjutan untuk Persiapan 30 Juz

Bagi mereka yang ingin mencapai khatam 30 juz, artikel ini memberi informasi tentang program lanjutan, yaitu Karantina Mutqin 3 bulan. Ini adalah langkah selanjutnya setelah Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional dan dapat membantu persiapan yang lebih baik untuk menyelesaikan seluruh Al-Qur’an.

Menyongsong Kebahagiaan Dunia dan Akhirat

Mempelajari dan menghafal Al-Qur’an adalah perjalanan spiritual yang luar biasa. Artikel ini mengingatkan kita bahwa tidak perlu putus asa, bahkan jika kita belum mencapai tingkat penghafalan yang luar biasa. Setiap langkah menuju memahami Al-Qur’an lebih dalam adalah pencapaian yang luar biasa. Dengan tekad dan konsistensi, kita semua dapat meraih kebahagiaan dunia dan akhirat melalui Al-Qur’an.

Penasihat Yayasan Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional, KH. Ahsin Sakho Muhammad, MA., Al-Hafizh, mengingatkan kita untuk tidak putus asa dalam perjalanan menghafal Al-Qur’an. Meskipun sebagian dari kita mungkin belum mencapai tingkat penghafalan yang luar biasa, setiap langkah menuju tujuan ini adalah suatu pencapaian yang istimewa. Beliau juga menekankan pentingnya rutinitas dan konsistensi dalam menghafal Al-Qur’an. Jika menghafal Al-Quran dengan ikhlas maka tidak akan pernah kecewa, bahkan akan mendapatkan kemudahan atas pertolongan Allah.

Yadi Iryadi, S.Pd.
Founder Metode Yadain Litahfizhil Quran
Pembina II Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional

Informasi dan Pendaftaran
www.hafalquransebulan.com

author avatar
Yadi Iryadi, S.Pd.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *