Kontroversi terjadi manakala sebagian pihak tidak mengetahui bagaimana proses suatu itu terjadi. Karena ketidaktahuan maka yang disampaikannya itu hanya sebatas prasangka. Adapun prasangka itu belum tentu benar kecuali jika sudah dikonfirmasi.
Perkara menghafal Al-Quran Ziyadah 30 juz dalam waktu sebulan merupakan target yang bisa dikatakan cukup ambisius dalam memberikan kesempatan kepada orang-orang yang tidak memiliki waktu panjang. Sebulan di karantina merupakan waktu yang bisa diluangkan oleh siapa pun dengan latar belakang apa pun. Cuti dalam waktu sebulan lebih realistis karena tidak setiap orang memiliki keluangan waktu yang panjang untuk belajar di pondok pesantren tahfizh reguler.
Meskipun kelihatannya hampir mustahil, dengan strategi yang tepat, dedikasi, dan konsistensi, tujuan ini dapat dicapai. Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional telah menyelenggarakan program ini lebih dari 85 angkatan dengan saat ini sedang berjalan di pekan terkahir dari angkatan ke-86. Program karantina tahfizh Alquran telah diikuti lebih dari 14.000 alumni dari pusat dan belum dihitung dengan alumni dari mitra karantina tahfizh lainnya.
Pencapaian target hafalan dalam waktu sebulan cukup variatif disebabkan beberapa peserta masih memerlukan perbaikan bacaan Al-Quran sebelum proses menghafalkannya. Berikut ini merupakan estimasi target yang dapat ditempuh oleh peserta/santri karantina tahfizh Al-Quran:
Target Level Belajar
- Level Tahsin: hafalan yang diperoleh antara 1-5 juz sebulan.
- Level Tahsin & Tahfizh: hafalan yang diperoleh 6-15 juz sebulan.
- Level Tahfizh: hafalan yang diperoleh antara 16-30 juz sebulan.
- Level Murojaah & Ziyadah: hafalan 30 juz kurang dari sebulan.
- Level Mutqin: hafalan yang diperoleh 30 juz disimak per 10 juz.
Dalam panduan ini, kami akan membahas secara rinci bagaimana melaksanakan misi berani ini dengan maksimal sehingga Insyaa Allah setiap peserta akan mendapatkan kesuksesan sesuai dengan target belajarnya masing-masing.
Langkah-langkah
1. Persiapkan Pikiran dan Niat
- Tetapkan Niat yang Ikhlas
Segala perbuatan tergantung pada niat. Pastikan bahwa Anda melakukannya semata-mata untuk Allah SWT. Kesiapan ruhani ini merupakan ciri sehatnya qalbu dalam menghafalkan Al-Quran. Ciri kesehatan ini yaitu selalu bersemangat dalam beribadah dalam segala keadaan baik di kala mendapatkan kemudahan maupun saat mendapatkan ujian saat belajar maupun dalam kehidupan.
- Persiapkan Mental dan Fisik
Pastikan fisik dalam kondisi prima dan siapkan mental terbaik untuk mengambil komitmen besar ini. Mindset yang mendukung pencapaian tujuan perlu dikembangkan, adapun mindset yang menghalangi / mental block maka perlu diatasi sendiri maupun dikonsultasikan dengan orang yang ahli dan pengalaman.
2. Rencanakan Jadwal Harian
- Bagi-bagi Hafalan ke dalam Bagian Kecil
30 juz dalam 30 hari bukan berarti santri harus menghafal satu juz per hari. Bagi satu juz menjadi berbagai sesi untuk mengurangi beban. Misalnya hari ini target 7 halaman hafalan baru, besok 8 halaman hafalan baru, lusa 9 halaman hafalan baru dan seterusnya naik terus setiap harinya hafalan baru terus bertambah hingga dalam waktu sebulan selesai 30 juz, Insyaa Allah.
Pada awalnya menghafal Al-Quran akan terasa lambat. Pekan pertama adalah penyesuaian dengan sistem dan metodologi. Pekan kedua mendapatkan pola menghafal. Pekan ketiga dan keempat merupakan proses akselerasi.
Pekan akselerasi ini akan dapat diperoleh manakala mulai dari pekan pertama diikuti dan dilakukan sesuai dengan sistem dan metodologinya. Adapun sistem dan metodologi karantina tahfizh akan diajarkan pada saat awal kedatangan santri.
- Ikuti Jadwal Belajar di Halaqah Waktu yang Tepat
Semua durasi halaqah ada 12 jam dan semuanya kondusif untuk menghafalkan Al-Quran. Adapun jam untuk istirahat dan keperluan makan, mandi, dan sebagainya sudah ada jadwal di luar durasi 12 jam tersebut. Karena itu, tidak perlu khawatir dan lakukan saja sesuai dengan SOP Karantina Tahfizh Al-Quran.
Efektivitas waktu menghafal Al-Quran dalam 12 jam tersebut dapat distrategikan menggunakan teknik pomodoro yaitu 25 menit menghafal Al-Quran dan 5 menit istirahat, kemudian 25 menit menghafal lagi dan 5 menit istirahat begitulah seterusnya. Apabila hafalan sudah mencapai 1 halaman maka tasmi’ hafalan tersebut terus begitu seterusnya. Apabila sudah khatam 30 juz dengan per halaman maka tasmi’ dapat ditingkatkan menjadi per 5 halaman, per 10 halaman dan seterusnya. Hal teknis seperti ini selengkapnya akan ada pada penjelasan saat acara pembekalan sistem karantina tahfizh.
3. Metode Menghafal Al-Quran
- Penilaian Hafalan Al-Quran untuk 1 halaman
Santri difokuskan untuk menghafal Al-Quran 1 halaman sampai lancar. Pada 3 juz pertama hafalan ziyadah, santri wajib menggunakan Metode Yadain Litahfizhil Quran. Apabila 3 juz ini sudah dilakukan dengan baik maka biasanya terjadi akselerasi hafalan Al-Quran pada juz berikutnya dan sudah merasa nyaman dengan penyesuaian metodenya.
- Ciri Hafalan Sesuai Metode Yadain
Teknik menghafal alquran dengan cepat yaitu dengan tidak tergesa-gesa, lihat tulisannya dengan tenang dan setelah hafal kemudian dibaca berulang dalam hafalan 1 menit 1 baris.
Hafalan Al-Quran hendaknya dibaca dengan suara sesuai dengan kaidah tajwid. Saat ayat dibaca tulisan harus diketahui bentuknya di dalam pikiran, serta terjemahnya mesti dipahami supaya mendapatkan minimal alur cerita globalnya dari ayat-ayat yang dihafalkan. Jumlah kesalahan untuk 1 halaman tidak boleh lebih dari 3-5 kali. Adapun mengingatkan ayat tidak boleh didorong ayatnya melainkan dengan cara mengingatkan terjemahnya. Dengan demikian maka tidak dianggap suatu kesalahan. Adapun jika harus didorong / diberitahukan bunyi ayatnya maka sebaiknya mundur terlebih dahulu untuk mengulang kembali hafalan tersebut.
Aturan koreksi kesalahan ini diberlakukan supaya santri dapat menghafal dengan efektif dan pada saat muraja’ah tidak terasa seperti hafalan yang baru dihafal melainkan hafalan yang tersimpan dan memungkinkan untuk dilancarkan kembali dengan lebih dimudahkan, Insyaa Allah.
Apabila tajwid masih banyak yang salah maka solusinya yaitu dengan talaqqi binazhar yaitu membaca Al-Quran dengan melihat mushaf di hadapan guru terlebih dahulu sebelum kemudian dihafalkan dengan bacaan yang benar.
4. Gunakan Bantuan Teknologi untuk Muraja’ah di Rumah
Selama santri berada di karantina tahfizh memang kondusif untuk menghafalkan Al-Quran. Tetapi manakala santri sudah kembali pada aktivitas di rumah maka memerlukan strategi untuk senantiasa berada dalam suasana Al-Quran. Berikut ini beberapa tips untuk memudahkan problem tersebut:
- Aplikasi Hafalan
Gunakan aplikasi ponsel yang khusus dibuat untuk membantu hafalan, yang menyediakan fitur seperti pengulangan otomatis dan pelacakan kemajuan. Aplikasi untuk menghafal alquran yang kami rekomendasikan yaitu aplikasi Tarteel pada Android maupun IOS. Aplikasi ini memiliki keunggulan yaitu dapat mengoreksi bacaan yang salah sehingga santri dapat lebih waspada dan memperbaiki kesalahan bacaan tersebut.
- Rendaman Audio
Dengarkan audio dari qari untuk membantu memperlancar pelafalan dan mendengar berulang-ulang. Audio mp3 yang nadanya hadr akan memudahkan kuantitas dan murattal tadwir akan memudahkan kualitas hafalan. Adapun murattal tahqiq akan lebih menguatkan tadabbur. Setiap tempo murattal memiliki keunggulannya masing-masing, dan semuanya baik.
5. Ciptakan Lingkungan Qurani
- Cari Guru Tahfizh: apabila kita berguru pada seorang guru tahfizh maka akan mendapatkan komitmen untuk ziyadah dan muraja’ah. Hal ini penting supaya ada tuntutan yang membuat kita serius dalam belajar Al-Quran.
- Cari Murid: belajar mengajar Al-Quran merupakan suatu keniscayaan bagi para penghafal Al-Quran. Dengan adanya murid maka komitmen muraja’ah dan melancarkan hafalan Al-Quran tidak akan menjadi beban karena sudah merupakan aktivitas para penghafal Al-Quran bersama dengan murid-muridnya.
- Kelompok Studi Partner Muraja’ah
Bergabunglah atau buat kelompok dengan orang yang memiliki niat yang sama. Hafalan bersama bisa menjadi sangat efektif.
- Checklist Akhir Hari: Setiap hari, rekapitulasi kemajuan hafalan dan muraja’ah atau bergabung dengan kelompok yang sama-sama memiliki komitmen terhadap Al-Quran.
6. Evaluasi dan Konsistensi
- Sesi Evaluasi Mingguan
Setiap akhir pekan, temui guru atau teman belajar untuk menilai tasmi’ atau penguasaan hafalan.
- Maintaining Motivation
Luangkan waktu untuk mendalami tafsir dari ayat-ayat yang telah hafal untuk menjaga semangat tetap hidup. Zaman sekarang sudah dimudahkan dengan adanya YouTube, namun dengan menghadiri majelis ilmu secara langsung tentu akan lebih baik.
Tips dan Trik
- Menuliskan Ayat
Menulis ayat-ayat di buku catatan membantu menjejakkan ayat di memori penghafalnya.
- Muraja’ah Setiap Kesempatan
Di sela-sela kegiatan, gunakan waktu senggang untuk mengulang hafalan. Sambil nyetir di jalan raya, sambil tadabbur alam, sambil muraja’ah bersama keluarga. Semoga hal ini akan menjadi kebiasaan yang berkelanjutan.
- Lingkungan yang Tepat
Pastikan kita selalu belajar di lingkungan yang tenang dan bebas gangguan. Namun yang lebih penting lagi yaitu mengondisikan pikiran dan perasaan berada pada pikiran yang positif mendukung pencapaian interaksi dengan Al-Quran Al-Karim.
Contoh dan Ilustrasi Muraja’ah dengan target Mutqin 1 Juz Per Pekan
Senin : melancarkan 5 halaman pada juz 1 (bagian pertama)
Selasa : melancarkan 5 halaman pada juz 1 (bagian kedua)
Rabu : melancarkan 5 halaman pada juz 1 (bagian ketiga)
Kamis : melancarkan 5 halaman pada juz 1 (bagian keempat)
Jumat : lancarkan seluruh juz 1
Sabtu : ujian tasmi’ 1 juz yaitu juz 1
Ahad : tilawah seluruh juz yang sudah mutqin dengan cara binnazhar atau bil ghaib.
Simpulan
Menghafal Al-Quran dalam waktu yang sangat terbatas sebulan atau program mutqin 3 bulan merupakan tugas yang sangat mungkin dengan dedikasi yang kuat dan perencanaan yang matang. Kunci kesuksesan terletak pada konsistensi, mengelola waktu dengan baik, dan peninjauan yang rutin. Selalu ingat bahwa usaha Anda merupakan ibadah yang dicintai oleh Allah SWT. Keberhasilan sesungguhnya dalam menghafal Al-Quran yaitu manakala setelah mengikuti program ini kemudian menindaklanjutinya dalam muraja’ah harian. Semoga Allah SWT memberikan taufik dan hidayah kepada kita semua, Aamiin.
Yadi Iryadi, S.Pd.
Founder Metode Yadain Litahfizhil Quran
Pembina Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional
Informasi dan Pendaftaran
www.hafalquransebulan.com
