Penanganan kesulitan saat santri menghafal Al-Quran merupakan faktor pembeda dari sistem karantina tahfizh Al-Quran. Santri tidak diperbolehkan menanggung kesulitannya sendiri. Sejatinya menghafalkan Al-Quran adalah hal yang nikmat. Maka apabila belum bisa menikmati hafalan Al-Quran pastilah ada hal-hal yang bisa diperbaiki melalui ikhtiar penanganan para muhaffizh muhaffizhah (pembimbing tahfizh).
Bagaimana peserta diawali dengan diagnosis untuk mengetahui letak kesulitan mereka dalam menghafal Al-Quran. Kemudian mendapatkan pendekatan khusus untuk menangani kesulitan tersebut. Hasilnya yaitu peningkatan kualitas sesuai dengan level belajarnya masing-masing:
Dari belum minat menjadi minat
Dari belum semangat menjadi semangat
Dari belum bisa baca Al-Quran menjadi lancar bacaan Al-Quran
Dari belum hafal menjadi hafal
Dari belum paham menjadi paham
Dari belum mutqin menjadi mutqin
Tidak selamanya 30 juz itu menjadi target keberhasilan setiap orang. Bahkan seorang yang berusia 57 tahun yang baru belajar membaca Al-Quran pun merasa berhasil karena menjadi lancar tilawah dan menghafal 3 juz dalam waktu sebulan.
Tentu saja apabila ada peserta yang sudah pernah menghafal Al-Quran 3 juz maka memungkinkan baginya untuk bisa selesai 30 juz dalam waktu sebulan.
Materi tentang penanganan kesulitan menghafal Al-Quran harus dikuasai oleh muhaffizh muhaffizhah karena ini merupakan upaya ikhtiar agar bisa menghantarkan calon penghafal Al-Quran menuju pada cita-citanya.
Tidak perlu terbebani dengan hafalan Al-Quran, lakukan saja prosesnya dengan niat untuk mendapatkan Ridha Allah.
Menghafal Al-Quran merupakan salah satu cara beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Keridhaan-Nya merupakan cita-cita yang sesungguhnya.
Bagi peserta yang belum pernah menghafal Al-Quran, biasanya akan merasakan kesulitan pada 3 juz pertama. Namun apabila 3 juz tersebut menyesuaikan dengan total sistem dan metodologi karantina tahfizh maka pada juz-juz selanjutnya Insyaa Allah akan terjadi akselerasi (percepatan hasil).
Inilah pentingnya penanganan kesulitan menghafal Al-Quran, sehingga setiap ustadz ustadzah yang akan menjadi muhaffizh muhaffizhah karantina tahfizh Al-Quran dan mitra-mitranya, perlu mendapatkan bimbingan pengkaderan terlebih dahulu, yang salah satu materinya yaitu teknik penanganan kesulitan menghafal Al-Quran.
Lima pertanyaan unik (FAQ):
Q1: Apakah semua orang bisa menghafal Al-Quran dengan teknik penanganan kesulitan?
A1: Ya, teknik penanganan kesulitan pada sistem karantina tahfizh Al-Quran dapat membantu santri dalam mengatasi kesulitan dan mencapai cita-cita mereka untuk menjadi penghafal Al-Quran.
Q2: Apakah teknik penanganan kesulitan dapat membantu santri yang sudah pernah menghafal Al-Quran?
A2: Ya, teknik penanganan kesulitan dapat membantu santri yang sudah pernah menghafal Al-Quran dalam meningkatkan kualitas hafalannya.
Q3: Berapa lama waktu yang diperlukan untuk menghafal 30 juz?
A3: Waktu yang dibutuhkan untuk menghafal 30 juz dapat bervariasi tergantung dari kemampuan belajar dan kesungguhan santri. Namun, yang terpenting bukanlah target 30 juz, melainkan kualitas hafalan. Bagi santri yang menjalankan sistem karantina tahfizh dan sesuai dengan metodologinya maka target Insyaa Allah tercapai sesuai program yaitu sebulan 30 juz, tiga pekan 15 juz, dua pekan 10 juz, dan sepekan 5 juz.
Q4: Apakah teknik penanganan kesulitan bisa diterapkan secara mandiri?
A4: Sebaiknya, teknik penanganan kesulitan harus diterapkan dengan bimbingan dari para muhaffizh dan muhaffizhah, karena mereka telah memiliki pengalaman dan pemahaman yang lebih baik dalam membimbing santri untuk mengatasi kesulitan saat menghafal Al-Quran.
Q5: Apa yang harus dilakukan jika masih merasakan kesulitan saat menghafal Al-Quran meskipun telah menerapkan teknik penanganan kesulitan?
A5: Jangan putus asa dan teruslah berusaha dengan niat yang tulus untuk mendapatkan ridha Allah Subhanahu Wata’ala. Selain itu, perlu juga untuk terus memperbaiki kualitas dan kuantitas waktu belajar serta menyesuaikan dengan kemampuan belajar masing-masing. Peserta yang konsisten mengaplikasikan metodenya pada 3 juz biasanya akan menjadikan akselerasi pada juz-juz berikutnya.
Kepada Allah kami memohon pertolongan, tidak ada kesuksesan tanpa pertolongan Allah. Maksimalkan ikhtiar dan tawakkal hasilnya merupakan karunia dari-Nya. Semoga bermanfaat!
Yadi Iryadi, S.Pd.
Founder Metode Yadain Litahfizhil Quran
Pembina II Yayasan Karantina Tahfizh Al-Quran Nasional
Informasi dan pendaftaran
www.hafalquransebulan.com/daftar