Testimoni Peserta Karantina Tahfizh: Menembus Batas Dalam Khatam 30 Juz

Testimoni Peserta Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional atas nama Muhammad Haikal (18 tahun) asal Cirebon, Jawa Barat

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bismillahirrahmanirrahim, marilah kita mulai perjalanan ini dengan memanjatkan doa kepada Allah Subhanahu Wata’ala dan shalawat salam kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Video testimoni ini dari Muhammad Haikal dari Cirebon, Jawa Barat, dengan rendah hati ingin berbagi pengalaman luar biasa dia dalam menyelesaikan khatam 30 Juz Al-Qur’an dalam waktu singkat, tepatnya 13 hari. Pengalaman ini tak terlupakan atas kesempatan belajar di Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional, Kuningan Jawa Barat.

Khatam 30 Juz Al-Qur’an bukanlah tugas yang bisa dianggap enteng. Namun, dengan pertolongan Allah melalui ikhtiar lingkungan di pondok pesantren karantina, ia diberikan oleh Allah keberhasilan mencapai impian menghafal Al-Quran. Sebuah upaya kolaboratif antara para santri dan para pengajar, di mana setiap langkah diarahkan menuju proses intensif dalam menghafal dan memahami firman Allah Subhanahu Wata’ala.

Dalam kurun waktu 13 hari yang intens ini, Muhammad Haikal telah melewati berbagai tahap perjuangan. Dari malam-malam yang penuh dengan tilawah hingga waktu-waktu matahari terbit yang menyambut dengan wajah semangat untuk menghafal lebih banyak ayat. Berbagai metode pengajaran dan strategi diterapkan untuk memaksimalkan potensi santri dalam menyerap dan menghafal ayat suci. Proses ini tidak hanya mengasah hafalan, tetapi juga meningkatkan pemahaman terhadap makna-makna yang terkandung dalam Al-Qur’an.

Salah satu hal yang membuat pengalaman di pondok pesantren karantina ini begitu berharga adalah adanya semangat bersama untuk saling mendukung dan memotivasi. Teman-teman sesama santri selalu ada untuk saling bertukar informasi, memberikan dorongan ketika lelah melanda, dan berbagi ilmu yang telah diperoleh selama proses ini. Kita belajar bersama, saling mengingatkan, dan saling menjaga agar tetap istiqomah dalam mengejar tujuan yang sama.

Setelah menyelesaikan khatam 30 Juz Al-Qur’an, harapannya bukanlah berakhir di sini. Muhammad Haikal berharap dapat terus istiqomah dalam murojaah (pengulangan) Al-Qur’an. Khataman ini bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari komitmen untuk terus mendalami dan memahami makna-makna yang lebih dalam dari kitab suci ini. Al-Qur’an bukan hanya sekadar kumpulan ayat-ayat, tetapi petunjuk hidup yang sejati. Muhammad Haikal berharap dapat mengamalkan ajaran-Nya dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari.

Dalam era di mana teknologi memainkan peran besar, pengajaran Al-Qur’an di pondok pesantren karantina ini juga sangat profesional dan inovatif. Penggunaan teknologi membantu menghadirkan pembelajaran yang lebih interaktif dan efektif, memastikan bahwa setiap santri mendapatkan pendampingan yang tepat. Metode pengajaran yang komunikatif memungkinkan penyerapan materi yang lebih baik, terutama ketika terjemahan bahasa apa pun dapat diintegrasikan dengan bahasa Indonesia.

Semua pengalaman ini menjadi sangat berharga bagi Muhammad Haikal dan teman-teman sejawat para penghafal Al-Quran dan calon-calon penghafal Al-Quran. Bagi siapa pun mereka yang juga telah mengambil langkah berani untuk mengejar tujuan yang sama. Kami berbagi cerita tentang kesulitan dan kebahagiaan, tentang perjuangan dan pencapaian. Kami merasakan getaran semangat dalam setiap takbir yang kami ucapkan. Seiring dengan bunyi gemuruh takbir dan irama Qurani, kami merayakan pencapaian ini sebagai wujud syukur pada Illahi Rabbi.

Dalam akhir kata, marilah kita menghadapkan segala puji dan syukur kepada Allah atas bimbingan dan rahmat-Nya yang tiada terhingga. Muhammad Haikal dalam video tersebut berterima kasih kepada Pondok Pesantren Karantina Tahfizh Al-Qur’an Nasional yang telah memberinya kesempatan untuk menembus batas dalam menghafal dan memahami ayat-ayat suci Al-Qur’an. Semoga perjuangan kami menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk berani bermimpi besar dan bekerja keras mewujudkannya.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Berikut testimoni Muhammad Haikal dalam videonya:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *